Sumber Daya Arkeologi dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Maluku
Main Article Content
Abstract
Sumber daya arkeologi di Maluku mempunyai nilai penting dalam pembangunan daerah dan tersebar pada landscape alam yang berbeda. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana pengelolaan yang tepat untuk menjadikan sumberdaya ini sebagai atraksi wisata dengan tetap menjaga keotentikan dan pelestariannya sesuai dengan karakter yang dimiliki. Tujuan dan kegunaan penelitian adalah untuk menjadikan sumber daya arkeologi di wilayah Maluku sebagai salah satu atraksi wisata yang memberikan manfaat tidak saja secara ekonomi, tetapi juga sosial budaya dan lingkungan pada generasi sekarang dan yang akan datang. Data yang digunakan adalah data sekunder dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan hasil survey penulis ke beberapa situs arkeologi yang ada di Kota Ambon serta di olah dengan menerapkan teori dan konsep yang sesuai untuk menjawab permasalahan dan tujuan. Sumber daya arkeologi di Maluku mempunyai keunikan, orisinalitas, otentisitas dan dapat dijadikan komoditas industri pariwisata sebagai atraksi wisata yang beragam. Pengelolaan potensi ini penting untuk meningkatkan diversifikasi atraksi dalam pelayanan aktivitas wisatawan mancanegara yang terus meningkat dalam mengunjungi museum dan situs-situs arkeologi di Indonesia. Pengembangan disesuaikan dengan karakter dari masing-masing situs dan kawasan situs arkeologi dalam konteks untuk memunculkan nilai penting dan makna kekinian yang mengarah pada terwujudnya pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism management). Memberdayakan masyarakat lokal sangat penting sebagai salah satu pilar dengan melakukan kemitraan dengan stakeholder lain, sehingga memberikan manfaat secara seimbang antara ekonomi, sosial budaya dan lingkungan secara berkelanjutan pada masayarakat sekarang maupun pada generasi-generasi yang akan datang.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Ardika. (2005). Pariwisata Budaya Berkelanjutan, Refleksi dan Harapan di Tengah Perkembangan Global, Denpasar: Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana.
Astiti Ayu. (2010). Pusat Kerajaan Kutai Kartanegara Abad XIII – XVII (Kajian Sumberdaya Budaya) Depok: Tesis Program Pasca Sarjana. FIB UI.
Cleere, Henry. (1989). Introduction:The Rationale of Archaeological Heritage Management. Dalam Henry F.Cleere (ed) Archaeological Heritage Management in the Modern World (pp. 1-19). London: Unwin Hyman.
Deetz, James. (1967). Invitation to Archaeology. New York:The National History Press.
Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. (2006). Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM dan Andi.
Gerald D. Newbold dan Percy S. Poon. (1993), "The Minimum Number of Stocks Needed for Diversification", Financial Practice and Education.”
Gunn, C.A. (1993). Tourism Planning (Basic, Concepts, Cases). Philadelphia: Taylor & Francis.
Gunn, C.A. (1994). Tourism Planning. Taylor and Francis. Wasington.
Hausler, N dan Strasdas W. (2003). Training Manual for Community Based Tourism. Inwen. Germany.
Haryono. (2003). Pengembangan dan Pemanfaatan Aset Budaya dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Makalah disampaikan pada Rapat Koordinasi Kebudayaan dan Pariwisata diselenggarakan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata di Jakarta pada tanggal 25-27 Maret 2003.
http://nasional.kompas.com/read/2012/02/24/03585625/Tinggalan.Era.Paleolitik.Bertebaran.di.Seram diunduh pada tangal 9 Agustus 2016.
https://www.facebook.com/notes/lebarancom/jejak-arkeologi-pengaruh-budaya-islam-di-wilayah-maluku-dan-maluku-utara-sumber-/332352630160683 diunduh pada tanggal 9 Agustus 2016.
Kusworo, H. A. dan Sasongko, S. (2004). Pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang berkelanjutan: Sebuah Utopi? Menuju Paradigma Baru Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada.
Macleod, Donald G. (1977). Peddle or Perish: Archaeological Marketing from Concept to Product Delivery. Dalam Michael B.Schiffer & George J. Gumerman (ed.). Conservation Arcaeology A Guide for Cultural Resources Management Studies (pp. 63-72). New York: Academic Press.
Mc Gimsey, Charles R. & Hester A.Davis (eds). (1972). The Management of Archaeological Resources, The Airlie House Report. Washington D.C: Special publication of the Society for American Archaeology.
Yoeti. (1996). Pariwisata Berbasis Budaya, Masalah dan Solusinya. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Paturusi. (2001). Perencanaan Tata Ruang Kawasan Pariwisata, Materi Kuliah Perencanaan Kawasan Pariwisata, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar, Bali.
Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta: Pradaya Paramita.
Pendit, Nyoman S. (1999). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Pitana, I GD. (1999). Pelangi Pariwisata Bali Denpasar. Bali Post.
Pitana, I Gde dan Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata . Bandung: Andi.
Poon, A. (1993). Tourism, Technology and Competitive Strategies, Wallingfort, Oxford: CAB International.
PES 2012-2014. Jakarta: Pusdatin, Kemenpar.
RPJM Sektor Pariwisata Tahun 2015 – 2020. Jakarta: Kemenpar.
Riyanto S. (2006). Pengelolaan Informasi Di Taman Wisata Candi Prambanan: Kajian tentang Keterkaiatannya dengan Peningkatan Apresiasi Masyarakat terhadap Benda Cagar Budaya. Tesisi Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Sedyawati, Edy. (1992). Arkeologi dan Jatidiri Bangsa. PIA VI. Batu, Malang 21-30 Juli 1992.
Sedyawati Edy. (2006). Warisan Budaya Intangible yang ”Tersisa dalam yang Tangible. Dalam Buku Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Scovil, Gordon, dan Anderson. (1977). Guidelines for The Preparaon of Statemens of Environmental Impact on Archaeological Resoueces. Dalam M.B. Sciffer dan G.J. Gummerman (ed). Conservation Archaeology. New York: Academic Press.
Suantika. (2008). Visi dan Misi Balai Arkeologi Ambon. Ambon: Media Online.
Sulityanto, B. (2008). Resolusi Konflik Dalam Manajemen Warisan Budaya Situs Sangiran. Depok: Disertasi Program Pasca Sarjana. FIB UI.
Sharer, Robert J. & Wendy Ashmore. (1979). Fundamental of Archaeology. California: The Benjamin/ Cummings Publishing Co.
Soemarwoto, Otto. (1997). Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Soemarwoto. (2001). Ekologi: Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta:Djembatan.