MIKROPROPAGASI TANAMAN TALAS BENENG (Xanthosoma undipes K. Koch) DENGAN PERLAKUAN BENZIL AMINOPURIN, TIAMIN, DAN ADENIN

Main Article Content

Laela Sari
Aida Wulansari
Siti Noorrohmah
Tri Muji Ermayanti

Abstract

Penyediaan bibit talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) secara konvensional terkendala terbatasnya jumlah umbi, sehingga perlu solusi alternatif, diantaranya melalui perbanyakan in vitro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik mikropropagasi talas beneng pada media MS dengan perlakuan BAP, tiamin, adenin, dan untuk mengetahui pertumbuhannya pada tahap aklimatisasi. Penelitian ini meliputi perbanyakan tunas dan aklimatisasi. Perbanyakan tunas menggunakan media MS dengan 8 perlakuan yaitu ½MS dan MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT), serta MS dengan 1, 2 dan 3 mg×L-1 BAP dengan atau tanpa penambahkan 1 mg×L-1 tiamin dan 2 mg×L-1 adenin. Setiap perlakuan mempunyai empat ulangan, setiap ulangan terdiri atas empat tunas. Pertumbuhan diamati mulai minggu ke-1 hingga ke-5 terhadap panjang petiol serta jumlah anakan, daun dan akar. Aklimatisasi dilakukan pada media tanah, kompos dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Hasil menunjukkan bahwa media terbaik perbanyakan tunas adalah MS + 1 mg×L-1 BAP + 1 mg×L-1 tiamin + 2 mg×L-1 adenin dengan rata-rata 3,5 tunas, sedangkan media terbaik untuk panjang tangkai daun adalah ½MS dengan nilai rata-rata 6,97 cm. Hasil aklimatisasi menunjukkan bahwa 100% planlet hidup dan planlet yang ditumbuhkan pada media MS + 3 mg×L-1 BAP mempunyai jumlah anakan terbanyak dengan rata-rata 4,2.

Article Details

How to Cite
Laela Sari, Aida Wulansari, Siti Noorrohmah, & Tri Muji Ermayanti. (2019). MIKROPROPAGASI TANAMAN TALAS BENENG (Xanthosoma undipes K. Koch) DENGAN PERLAKUAN BENZIL AMINOPURIN, TIAMIN, DAN ADENIN. Jurnal Bioteknologi Dan Biosains Indonesia, 6(1), 61–73. https://doi.org/10.29122/jbbi.v6i1.3216
Section
Articles

References

Armini NM, Watimena GA, Gunawan LW (1992) Perbanyakan tanaman. Di dalam: Tim Laboratorium, editor Bioteknologi Tanaman 1. PAU Bioteknologi. IPB. Bogor.

Anggraini Y (2012) Konsentrasi Asam Sitrat dan Lama PerendamanTerhadap Karakteristik Sensori Keripik Talas (Xanthosoma Undipes K.Koch) Lokal Banten.[Skripsi]. Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Serang.

Bhojwani SS, Dantu PK (2013) Plant tissue culture: An Introduction Text. Springer. India. p. 27-39.

BPPT 2011 Talas Beneng Banten alternatif pengganti beras. Edisi khusus Penas XII. 20 Juni 2011. Wbsite: www.banten.litbang.deptan.go.id.

Castro GR, Nyman M, Ramberg AC (2005) Agronomic performance of three cocoyam (Xanthosoma violaceum Schott) genotypes grown in Nicaragua. Euphytica 142(3):265-272.

George EF, Sherrington PD (1984) Plant propagation by Tissue Culture. Exegetics Ltd. England. 709p.

Gongalves EG (2000) Xanthosoma riparium (Araceae), a new species from Goias, Brazil. Novon 10(1):26-28.

Hutami S, Purnamaningsih R, Mariska I, Diantina S (2014) Multiplikasi tunas dan induksi perakaran pada ubi kelapa (Dioscorea alata L.) dan Gembili (Dioscorea esculenta L.) secara in vitro. J. Agro Biogen 10(2):53-60.

Imelda M, Sari L, Wulansari A, Erlyandari F (2011) Pengaruh radiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan dan perubahan fenotipe tunas in vitro lidah buaya (Aloe vera). J.Tek.Ling. 12(2):153-160.

Karyanti, Juanda, Tajuddin T (2014) Kemampuan tumbuh eksplan Jatropha curcas L. pada media in vitro yang mengandung hormone IBA dan BA. JBBI 1(1):1-8.

Lestari S, Susilawati PN (2015) Uji organoleptik mie basah berbahan dasar tepung talas beneng (Xantoshoma undipes) untuk meningkatkan nilai tambah bahan pangan lokal Banten. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indonesia. Solo. 4 Juli 2015. 1: 941-946.

Lestari EG (2011) Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman melalui Kultur Jaringan. J. Agrobiogen 7(1):63-68.

Makara AM, Rubaihayo PR, Magambo MJS (2010) Cary-over effect of Thidiazuron on banana in vitro proliferation at different culture cycles and light incubation conditions. Afr.J.Biotechnol 9(21) : 3079-3085.

Murashige T, Skoog F (1962). A revised medium for rapid growth and bio-assays with tobacco tissue cultures. Physiol. Plant. 15: 473-497.

Muttakin S, Muharfiza, Lestari S (2015) Reduksi kadar oksalat pada talas lokal Banten melalui perendaman dalam air garam. Pros. Sem. Nas. Masy. Biodiv. Indo. Oktober 2015, 1 (7): 1707-1710. DOI: 10.13057/psnmbi/m010732.

Noorrohmah S, Ermayanti TM (2015) Perbanyakan Tiga Kultivar Talas Indonesia (Colocasia esculenta (L.) Schott secara In Vitro dengan Perlakuan BAP dan Konservasinya dengan Perlakuan Manitol Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Unggulan Bidang Pangan Nabati. Bogor. Hal 367-380.

Prana MS, Kuswara T (2002) Budidaya Talas, Diversifikasi untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Medikom Pustaka Mandiri, 75 hal.

Pancasasti R (2016) Pengaruh Elevasi Terhadap Kadar Asam Oksalat Talas Beneng (Xanthosoma undipes K.Koch) Di Sekitar Kawasan Gunung Karang Provinsi Banten. J.Ilmiah SETRUM 5(1): 21-25.

Pancasasti R (2015) Pemanfaatan Talas Beneng (Xanthosoma undipes K.Koch) sebagai Produk Unggulan untuk Industri Makanan dan Penggerak Ekonomi Perdesaan di Sekitar Kawasan Gunung Karang Provinsi Banten. Penelitian MP3EI. Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset Dan Pengembangan, Direktorat Riset Dan Pengabdian Masyarakat. Hal. 95-99.

Setyowati M, Hanarida, Sutoro I (2007) Karakteristik Umbi Plasma Nutfah Tanaman Talas (Colocasia esculenta). Buletin Plasma Nutfah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor. Vol.13 No.2 : 49-55.

Sabda M, Dewi N (2016) Multiplikasi tunas dan konservasi in vitro tanaman Belitung (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) dengan metode pertumbuhan minimal. J. Agro Biogen 12(2):101-108.

Sari L, Purwito A, Sopandie D, Purnamaningsih R, Sudarmonowati E (2014) Wheat (Triticum aestivum L.) mutants throught in vitro selection tolerant on lowland tropic. IJAAR 5(5):189-199.

Sari L, Wulansari A, Noorrohmah S, Imelda M, Prana MS (2017) Perbanyakan Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg) secara in vitro melalui proliferasi tunas dan ex vitro dengan stek batang. Prosiding Seminar Nasional, Biodiversitas untuk kesehatan dan keberkelanjutan kualitas ekosistem, Jakarta 19 Desember 2016. Hal 33-44.

Srivastava LM. 2002. Plant growth and development hormones and environment. Academic Press. San Diego, CA. USA.

Staden JV, Zazimalova E, George EF (2008) Plant growth regulators II: Cytokinins, their analogues and antagonists. In: E.F George, MA Hall, GJD Klerk. ed. Plant propagation by tissue culture.. The Background. Springer. Netherland. Vol. 1 P. 205-226.

Verma VM, JJ Cho (2010) Plantlet development through somatic embryogenesis and organogenesis in plant cell cultures of Colocasia esculenta (L.) Schott. AsPac J.Mol.Biol.Biotechnol 18(1):167-170.

Visiamah F (2016) Studi Hidrolisis Umbi Talas Beneng untuk menghasilkan Gula Reduksi sebagai Bahan Baku Bioetanol. [skripsi]. urusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wulansari A, Martin AF, Rantau DE, Ermayanti TM (2013) Perbanyakan beberapa aksesi talas (Colocasia esculenta L.) diploid secara kultur jaringan dan konservasinya mendukung diversifikasi pangan. Prosiding Seminar Nasional Riset Pangan, Obat-obatan dan Lingkungan untuk Kesehatan. Bogor, 27-28 Juni 2013. Hlm. 11-20.

Wulansari A, Martin AF, Ermayanti TM (2014) Peningkatan multiplikasi tunas beberapa aksesi talas Indonesia menggunakan tiamin dan adenin serta preservasinya secara in vitro pada suhu rendah. Seminar Nasional, Hasil Penelitian Unggulan Bidang Pangan Nabati, Bogor 25 September 2014. Hal. 355-365.

Wulansari A, Wulandari DR, Martin AF, Sari L, Ermayanti TM (2017) Pengaruh peningkatan konsentrasi vitamin terhadap pertumbuhan talas bentul tetraploid secara in vitro. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2 (SEMABIO), Pemanfaatan Biodiversitas berbasis kearifan lokal. UIN Bandung,13 April 2017. Hlm. 445-451.