UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN HIJAU TANAMAN PUCUK MERAH (Syzygium myrtifolium Walp.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT
DOI:
https://doi.org/10.55981/berita_biologi.2025.13397Keywords:
Aktivitas antibakteri, daun hijau, jerawat, metode difusi dan dilusi, Syzygium myrtifoliumAbstract
Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit akibat penyumbatan kelenjar minyak pada kulit dengan infeksi dan peradangan yang dipicu oleh bakteri. Pengobatan jerawat dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, namun jika penggunaannya tidak tepat dapat menyebabkan resistensi. Oleh karena itu, diperlukan terapi pengganti bahan alam seperti tanaman pucuk merah (Syzygium myrtifolium Walp.). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun hijau pucuk merah terhadap bakteri penyebab jerawat. Ekstrak diperoleh melalui maserasi, kemudian diuji aktivitas antibakterinya terhadap Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis menggunakan metode difusi cakram untuk penentuan Diameter Daya Hambat (DDH), serta metode dilusi cair dan padat untuk penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Uji dilakukan pada empat konsentrasi ekstrak, yaitu 2,5%, 5%, 10%, dan 20%. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap P. acnes menunjukkan bahwa pada konsentrasi 2,5% diperoleh DDH sebesar 9,68±0,68 mm (kategori sedang), konsentrasi 5% nilai DDH sebesar11,4±0,43 mm (kategori kuat), konsentrasi 10% nilai DDH sebesar 12,4±0,22 mm (kategori kuat), dan pada konsentrasi 20% menunjukkan DDH sebesar 12,99±1,09 mm (kategori kuat). Hasil uji pada bakteri S. aureus menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat pada konsentrasi 2,5%. Aktivitas mulai muncul pada konsentrasi 5% dengan nilai DDH sebesar 7,05±0,03 mm (kategori sedang), lalu meningkat menjadi 8,21±0,28 mm (kategori sedang) pada konsentrasi 10%, dan mencapai 12,07±0,59 mm (kategori kuat) pada konsentrasi 20%. Hasil pengujian terhadap S. epidermidis menunjukkan tidak adanya zona hambat pada konsentrasi 2,5% dan 5%. Aktivitas mulai tampak pada konsentrasi 10% dengan DDH sebesar 6,88±0,44 mm (kategori sedang) dan meningkat pada konsentrasi 20% menjadi 8,06±0,38 mm (kategori sedang). Untuk hasil nilai KHM terhadap P. acnes, S. aureus, dan S. epidermidis diperoleh pada konsnetrasi 2,5%, 5%, dan 9% secara berurut, namun tidak diperoleh hasil untuk KBM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa daun hijau tanaman pucuk merah berpotensi sebagai agen antibakteri penghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
