PERSEBARAN, TINGKAT PARASITASI, DAN TINGKAT PARASITISME Telenomus remus Nixon TERHADAP TELUR Spodoptera frugiperda PADA TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

Authors

  • Aulia Ramanda Putri Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan
  • Ichsan Luqmana Indra Putra Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan, Universitas Ahmad Dahlan

DOI:

https://doi.org/10.55981/berita_biologi.2025.8957

Keywords:

Pengendalian hayati, hama, musuh alami, parasitoid, serangga

Abstract

Salah satu musuh alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi Spodoptera frugiperda di lapangan adalah parasitoid. Parasitoid yang telah diketahui potensial dalam mengendalikan populasi S. frugiperda adalah Telenomus remus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis persebaran, tingkat parasitasi, dan tingkat parasitisme T. remus pada telur S. frugiperda di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lahan yang digunakan dalam pengambilan sampel telur ditentukan dengan metode stratified random, sedangkan pengambilan sampel pada lahan penelitian dilakukan dengan metode purposive. Sampel yang diambil berupa telur S. frugiperda dan dipelihara sampai telur menetas menjadi larva atau keluar parasitoidnya. Baik telur yang menetas ataupun tidak kemudian dihitung untuk menentukan tingkat parasitasi dan tingkat parasitisme T. remus. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa T. remus tersebar pada 17 kecamatan di Sleman dengan persebaran tertinggi di Sleman dan Pakem, sedangkan persebaran terendah di daerah Tempel, Minggir, dan Ngaglik. Tingkat parasitasi T. remus terhadap telur S. frugiperda masuk kedalam kategori tinggi cenderung sangat tinggi, sedangkan untuk Tingkat parasitisme mencapai 86%. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa persebaran dan kemampuan parasitasi T. remus terhadap telur S. frugiperda di Sleman tergolong baik. Sehubungan dengan hal tersebut untuk mendukung efektivitas pengendalian hayati ini, perlu dilakukan upaya pengurangan penggunaan pestisida kimia, misalnya melalui penerapan pengendalian hama terpadu (PHT), penggunaan pestisida selektif yang ramah musuh alami, serta peningkatan pelatihan petani terkait konservasi agen hayati.

Downloads

Published

2025-08-19