AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA KOMBUCANG (KOMBUCHA KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.)) TERHADAP MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Authors

  • Ahmad Sazali Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
  • Ashif Irvan Yusuf Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
  • Hasna Ul Maritsa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
  • Nazila Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
  • Veni Gustina Sormin Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
  • Regita Para Pazira Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi

DOI:

https://doi.org/10.55981/berita_biologi.2025.8963

Keywords:

Antihiperglikemia, Kombucha, Kayu Secang, Caesalpinia sappan, L, Diabetes Melitus

Abstract

Penyakit diabetes melitus merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan terobosan dalam pengembangan terapi alternatif yang efektif dan terjangkau. Kayu secang dikenal memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang mungkin berkontribusi dalam mengelola kadar glukosa darah. Fermentasi kayu secang menjadi kombucha dapat memperbaiki cita rasa dan meningkatkan aktivitas biologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas kombucha kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada model mencit (Mus musculus, L.) diabetes. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan 6 kelompok perlakuan, yaitu kontrol normal (tidak diberikan perlakuan apapun), kontrol aloksan (diberikan induksi aloksan 200 mg/kgBB secara intraperitonial dalam 1 kali pemberian), kontrol glibenclamide (diberikan induksi aloksan dan obat glibenclamide 0,013 mg/20 gr BB), dan 3 perlakuan dosis kombucha (diberikan induksi aloksan dan dosis perlakuan masing-masing : 0,26 ml/20 gr BB, 0,52 ml/20 gr BB, dan 0,78 ml/20 gr BB). Setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan dengan durasi perlakuan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi aloksan meningkatkan gula darah pada semua kelompok perlakuan hingga 7 kali lipat dibandingkan dengan kadar gula darah awal. Kenaikan kadar gula darah tertinggi terjadi pada kelompok kontrol aloksan, yaitu dari 70,4 mg/dl menjadi 518,2 mg/dl. Setiap kelompok dosis perlakuan kombucha menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam menurunkan kadar gula darah dibandingkan dengan kontrol glibenclamide sebagai obat anti diabetes, hal ini menunjukkan potensi fitokimia kombucha kayu secang yang lebih unggul dibandingkan dengan obat anti diabetes. Setiap perlakuan dosis kombucha menunjukkan penurunan kadar gula darah dibawah 200 mg/dl terjadi setelah 7 hari perlakuan. Sementara kelompok kontrol glibenclamide baru menunjukkan penurunan kadar gula darah dibawah 200 mg/dl setelah 14 hari perlakuan. Dosis kombucha 0,78 ml/20 gr BB merupakan dosis yang paling efektif karena menunjukkan efek hipoglikemik yang signifikan setelah induksi aloksan, dengan penurunan kadar gula darah dari H+3 sampai mendekati normal pada H+14. Hal ini menunjukkan potensi kombucha kayu secang sebagai alternatif pengelolaan hiperglikemia.

Downloads

Published

2025-04-25