PAGEBLUG DAN PERILAKU IRASIONAL DI VORSTENLANDEN ABAD XIX
DOI:
https://doi.org/10.14203/jmi.v46i2.899%20Keywords:
Pageblug, Perilaku Irasional, VorstenlandenAbstract
ABSTRACT
This article aims to discuss the events of the pageblug in Vorstenlanden or the royal domain in the nineteenth century using the perspective of local history. With historical method, it is known that pageblug is a miserable condition caused by an epidemic such as cholera which takes many lives and causes panic in the community. In the realm of irrational thought, pageblug is understood to be the work of Satan and Nyai Ratu Kidul. Whereas in logical thinking at the time, the plague was triggered by prolonged dry season changes, not the healthy behavior of the people. Residents respond to the pageblug with various irrational actions, such as bathing and drinking pool water which is used by the king to bathe. They also believe in cholera drug made from grass puzzles given by Sunan Lawu. With the knowledge of titen or empirical experience proving them natural elements can drive the pageblug, without having to go to a doctor who is very few in the nineteenth century.
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peristiwa pageblug di Vorstenlanden atau wilayah kekuasaan kerajaan pada abad XIX dengan memakai perspektif sejarah lokal. Dengan metode sejarah, diketahui bahwa pageblug adalah kondisi nestapa yang disebabkan oleh wabah penyakit seperti kolera yang memakan banyak korban jiwa dan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Dalam alam pemikiran irasional, pageblug dipahami sebagai ulah setan dan Nyai Ratu Kidul. Sedangkan dalam pemikiran logis kala itu, wabah dipicu oleh perubahan musim kemarau yang berkepanjangan, belum mengemuka perkara perilaku sehat masyarakat. Penduduk menyikapi pageblug dengan aneka tindakan irasional, misalnya mandi dan minum air kolam yang dipakai mandi oleh raja. Mereka juga mempercayai obat kolera berbahan rumput teki yang diberikan oleh Sunan Lawu. Dengan ilmu titen atau pengalaman empiris tersebut, mereka membuktikan bahwa unsur alam itu dapat menghalau pageblug, tanpa harus pergi ke dokter yang jumlahnya terbatas di abad XIX.
References
Boomgaard, Peter. (1987). “Morbidity and Mortality in Java, 1820-1880: Chaning Pattern if Disease and Death†dalam Norman G. Owen (ed) Death and Desease in Southeast Asia: Explorations in Social, Medical, and Demographic History. Singapore: Oxford University Press.
Carey, Peter. (2012). Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855. Jakarta: KPG dan KITLV.
Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Endraswara, Suwardi. (2020, April 27). “Memahami Metafisika Lintang Kemukusâ€, Kompas hlm 16.
Gunawan, Restu. (2005). “Wabah Pes Di Jawa 1915-1925â€, dalam Sejarah dan Dialog dan Peradaban: Persembahan 70 Tahun Prof. Dr. Taufik Abdullah, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Herusatoto, Budiono. (2000). Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.
Jaelani, Gani A. (2017). “Islam dan Persoalan Higiene di Hindia Belandaâ€. Jurnal Sejarah. Vol 1 (1), hlm 82-104.
Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Kurniarini, Dina Dwi dkk. (2015) “Pelayanan dan Sarana Kesehatan di Jawa Abad XX,†jurnal MOZAIK Vol 7, Januari, hlm. 1-15.
Mangoensisastra dan Kadarslamet (1938). Panoentoen Moelang Ngelmoe Kawarasan. Batavia: Noordhoff-Kolff.
Muhsin, Z. Mumuh. (2012). “Bibliografi Sejarah Kesehatan Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda,†Jurnal Paramita, hlm 186-197.
Priyatmoko, Heri. (2020 11 April). Lodeh dan Tolak Bala. Detik.com https://news.detik.com/kolom/d-4973337/lodeh-dan-tolak-bala
. (2017). Keplek Ilat: Sejarah Kuliner Solo. Jakarta: Direktorat Sejarah.
. (2011). “Orang Sakit Tidak Perlu Ke Dokter: Kajian Serat Primbon Jampi Jawiâ€. Prosiding Seminar Nasional Naskah Nusantara 2011. Pengobatan Tradisional dalam Naskah Nusantara. Jakarta: Perpustakaan Nasional Indonesia.
Priyatmoko, Heri dkk. (2019). “Memorial Herritage of Indonesia Traditional Medicine: Study on Serat Centhiniâ€. Hirmawan Wijanarka (Ed), Rethingking Environmental Issues in Literature, Language, Culture and Education 50-65. Yogyakarta, Indonesia: Sastra Inggris, Universitas Sanata Dharma.
Safitry, Martina. (2019). “Dukun dan Meredupnya Pesona Pengobatan Jawa: Aspek-aspek Pengobatan Jawa Abad XIX-XXâ€, dalam FX Domini BB Hera (Editor) Urip Iki Urub. Jakarta: Kompas.
Soemardjan, Selo. 1996. “Jamu Suatu Tinjauan Dari Sudut Sosiologiâ€, dalam Azwar Agoes dan T. Jacob, Antropologi Kesehatan Indonesia Jilid I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Suryadi, Linus AG. (1993), Regol Megal Megol: Fenomena Kosmogoni Jawa, Yogyakarta: Andi Offset.
Subalidinata, R.S. (1968). Sarining Kasusastran Djawa. Yogyakarta: P.T Jaker.
Suyami. 2001. Serat Cariyos Dewi Sri: Dalam Perbandingan. Yogyakarta: Kepel.
Sumber Sezaman
Babad Langenharja
Serat Jatna Hiswara
Bromartani, 21 September 1865
Bromartani, 7 Januari 1869
Bromartani, 16 Juni 1869
Bromartani, 13 Oktober 1881
Bromartani, 27 Oktober 1881
Bromartani, 10 November 1881
Bromartani, 8 Desember 1881
Bromartani, 15 Desember 1881
Bromartani, 22 Juni 1882
Bromartani, 16 Nopember 1882
Bromartani, 23 Juni 1891
Bromartani, 14 Februari 1891
Bromartani, 24 September 1892
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Author(s)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.