GERAKAN POLITIK KOTAK KOSONG SEBAGAI OPOSISI DINASTI POLITIK MULYADI JAYABAYA PADA PILKADA ITI OCTAVIA JAYABAYA-ADE SUMARDI
DOI:
https://doi.org/10.55981/jmi.2024.8688Keywords:
Gerakan Politik, Pilkada, Keluarga Politik, boundary closing, boundary openingAbstract
Penelitian ini membahas gerakan politik yang diprakasai oleh masyarakat sipil dalam menentang pasangan calon tunggal yang memiliki afiliasi politik kepada keluarga politik lokal pada Pilkada 2018 di Kabupaten Lebak. Penelitian ini membahas kemunculan dari gerakan politik Kotak Kosong dan mekanisme yang dilakukan oleh oposisi yang tergabung ke Kotak Kosong dalam melawan hegemoni keluarga politik. Penelitian ini juga membahas cara petahana dalam membendung arus oposisi, agar secara skala dan teritorial politik kelompok oposisi tidak memperoleh kemenangan. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penulis menggunakan literatur Boundary Control (Gibson, 2012) dan demokratisasi subnasional dan gerakan sosial (Trix Van Mierlo, 2021). Hasil penelitian menunujukkan bahwa di satu sisi, petahana melakukan boundary closing untuk mempertahankan kekuasaannya dengan mekanisme parokialisasi kekuasaan, pemborongan partai politik, dan patronase. Sedangkan, di sisi yang lain, kelompok oposisi melakukan boundary opening untuk menarik atensi elite nasional dalam Pilkada 2018. Kemunculan gerakan politik ini menjadi sesuatu yang baru di tengah hegemoni keluarga politik. Hasilnya, kemunculan gerakan politik ini karena struktur peluang politik yang tertutup dan oposisi mengalami kegagalan. Sebab, strategi yang digunakan tidak dilakukan secara komprehensif, melainkan hanya ada di wilayah tertentu, tidak adanya kandidat demokratis yang didukung, hanya mendukung Kotak Kosong sebagat alat politik, dan gerakan Barisan Juang Kotak Kosong yang tidak bisa membawa kepentingan elite nasional ke daerah.
References
Badan Pusat Statistik. 2017. Provinsi Banten Dalam Angka Banten Province in Figures 2017. Serang: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten.
Badan Pusat Statistik. 2018. Provinsi Banten Dalam Angka Banten Province in Figures 2018. Serang: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten.
Bourdieu, P., and Loic. J. .. Wacquant. 1992. An Invitation to Reflexive Sociology. Terj. Chicago: University of Chicago Press.
Buehler, Michael, and Paige Tan. 2007. “Party-Candidate Relationships in Indonesian Local Politics: A Case Study of the 2005 Regional Elections in Gowa, South Sulawesi Province.” Indonesia 84:41–69.
Choi, N. 2009. “Democracy and Patrimonial Politics in Local Indonesia.” Indonesia 88:131-164.
Gibson, Edward L. 2012. Boundary Control Subnational: Authoritarianism in Federal Democracies. New York: Cambridge University Press.
Gibson, Edward L. 2013. Boundary Control: Subnational Authoritarianism in Federal Democracies. New York, NY.: Cambridge University Press.
Hadiz, Vedi R. 2022. Lokalisasi Kekuasaan Di Indonesia Pascaotoritarianisme. Jakarta: PT Gramedia.
Harriss, John, Kristian Stokke, and Olle Tornquist. 2004. “Introduction: The New Local Politics of Democratisation.” Politicising Democracy 1–27. doi: https://doi.org/10.1057/9780230502802_1.
Jessica, Trounstine. 2011. “‘Evidence of a Local Incumbency Advantage.’” Legislative Studies Quarterly XXXVI(no 2):255–80.
Klinken, G. .. 2009. “Patronage Democracy in Provincial Indonesia.” Pp. 141–60 in Rethinking Popular Representation, edited by O. Tornquist, N. Webster, and K. Stoke. New York: Palgrave Macmilan.
Mahar, Cheleen., Richard. Harker, and Chris. Wilkes. 2009. “Posisi Teoritisi Dasar.” in (Habitus x Modal)+Ranah=Praktik: Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu., edited by S. Rahmana. Yogyakarta: JALASUTRA.
Mahpudin. 2021. “MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH: PROTEST VOTING DALAM PEMILU LOKAL DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN.” Inovasi: Jurnal Politik Dan Pemerintahan 18(2):237–49.
Mas’udi, W. 2017. Creating Legitimacy in Decenralized Indonesia: Joko “Jokowi” Widodo’s Path to Legitimacy in Solo 2005-2012. Melbourne: The University of Melbourne.
Mierlo, Trix van. 2021. “Attrition as a Bottom-up Pathway to Subnational Democratization.” International Political Science Review 1–15. doi: 10.1177/01925121211019269.
Nordholt, Henk Schulte., Gerry van Klinken, and et al. 2007. Renegotiating Boundaries: Local Politics in Post-Suharto Indonesia. Leiden: KITLV Press.
Panwaslu. 2018. Catatan Pengawasan Pilkada Kabupaten Lebak. Kabupaten Lebak.
Pratikno. 2007. “Calon Independen, Kualitas Pilkada Dan Pelembagaan Parpol.” |urnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Volume 10,.
Romli, Lili. 2018. “PILKADA LANGSUNG, CALON TUNGGAL, DAN MASA DEPAN DEMOKRASI LOKAL.” Jurnal Penelitian Politik 15.
Simandjuntak, Deasy. 2012. “Gifts and Promises: Patronage Democracy in a Decentralised Indonesia.” European Journal of East Asian Stud 11(1):99–126.
Simanjuntak, Deasy. 2010. “Who Shall Be Raja? Patronage Democracy in North Sumatra, Indonesia.” University of Amsterdam.
Slater, D. 2021. “Keberhasilan Dan Kelangsungan Demokrasi Indonesia Yang Rapuh.” P. 61 in Demokrasi di Indonesia dari Stagnasi ke Regresi?, edited by T. Power and E. Warburton. Jakarta: PT. Gramedia.
Syamsul Hidayat, Muhammad, and Sri Budi Eko. Wardani. 2022. “Politik Kekerabatan Dan Praktik Klientelistik Keluarga Jayabaya Di Lebak Dan Keluarga Iskandar Di Kabupaten Tangerang.” TheJournalish: Social and Government 3(2):75–87. doi: https://doi.org/10.55314/tsg.v3i2.249.
Tan, P. J. 2006. “Indonesia Seven Years after Soeharto: Party System Institutionalization in a New Democracy.” Journal Contemporary Asia 28(1):88-114. doi: 10.1355/cs28-1e.
Wawancara
(Ade Sumardi, wawancara personal, 2 Mei 2023).
(Dedi Jubaedi, wawancara personal, 17 April 2023)
(Hakiki Hakim, wawancara personal, 9 November 2022)
(Lili Sugiyanto, wawancara personal, 18 April 2023)
(Ucuy Masyhuri Sajim, wawancara personal, 2 Mei 2023).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Imron Wasi, Panji Anugrah Permana

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.