RAGAM HIAS BATU NISAN TIPE ACEH PADA MAKAM-MAKAM KUNA DI INDONESIA ABAD KE 13-17
Main Article Content
Abstract
Decorative variety is a decorative element, its main function as a decoration to beautify the appearance of an object so that it becomes a work of art. The function of the decoration is shown through the integrated forms, textures, materials, and art elements. An object decorated with decorative or decorative elements is a tombstone made of stone. Decorative on the gravestone is formed by sculpting then produce certain forms adorn the headstone so it looks not plain. The development of tombstones of this type and their decorations include the dimensions of time and space. The Malik As-Shaleh type headstone originally evolved from the gravestone on the tomb of Sultan Malik As-shaleh in the 13th century. The tombs spread eastwards to Sumatra, Banten, Lombok, and Gowa in South Sulawesi in the 17th century. The variety of decoration on the gravestone Malik As-Shaleh type in its development is distinguished two groups namely the first group of ornamental fashions whose existence always persists from the beginning to the end of its development and the two groups of decoration whose existence is lost or replaced with other types of decorations. The standard Malik As-Shalh standard headstone is in the tomb of Sultan Malik As-Shaleh. All kinds of decorative elements are on the tombstone so it looks beautiful or highway. The similar type of grave on another tomb has a simple ornamental variety.
Ragam hias merupakan elemen dekoratif, fungsi utamanya sebagai hiasan untuk memperindah penampilan suatu obyek sehingga menjadi sebuah karya seni. Fungsi ragam hias tersebut ditunjukkan melalui bentuk, tekstur, bahan, serta unsur seni yang terpadu. Suatu obyek yang diberi elemen ragam hias atau dekoratif ialah nisan yang dibuat dari bahan batu. Ragam hias pada nisan dibentuk dengan cara dipahat selanjutnya menghasilkan bentuk-bentuk tertentu menghiasi nisan sehingga terlihat tidak polos. Perkembangan batu nisan tipe tersebut beserta ragam hiasnya mencakup dimensi waktu dan ruang. Nisan tipe Malik As-Shaleh pada awalnya berkembang dari nisan pada makam Sultan Malik As-shaleh pada abad ke-13. Selanjunya nisan menyebar ke arah timur ke Sumatra, Banten, Lombok, dan Gowa di Sulawesi Selatan pada abad ke-17. Ragam hias pada nisan tipe Malik As-Shaleh dalam perkembangannya dibedakan dua kelompok yakni pertama kelompok ragam hias yang keberadaannya selalu tetap ada dari awal hingga akhir perkembangannya dan kedua kelompok ragam hias yang keberadaannya hilang atau diganti dengan ragam hias jenis lainnya. Nisan tipe Malik As-Shaleh yang standar terdapat pada makam Sultan Malik As-Shaleh. Semu jenis elemen dekoratif terdapat pada nisan tersebut sehingga terlihat indah atau raya. Adapun nisan tipe sejenis pada makam lainnya memiliki ragam hias yang sederhana.
Article Details
This work is licensed under CC BY-NC-SA 4.0
Authors whose articles are getting published must agree with the following rules:
- Publication rights for all contents published in Kalpataru Journal (printed and online versions) belong to The Board of Directors with acknowledgment of the authors (morale right still belongs to the author)
- Legal formal regulation for digital access to electronic journal follows the rule of Creative Commons license Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), which means Kalpataru Journal is a non-commercial publication, holds the right to keep, format, and manage the articles into the database, maintain, and publish articles
- Published articles both in printed and online versions are accessible for all purposes of education, research, and library archives. The board of directors is not responsible for any violations of the copyrights outside those purposes.
References
Ambary, Hasan Muarif, Sakai Takashi. 1993. Banten Pelabuhan Keramik Jepang, Situs Kota Pelabuhan Islam di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta.
Ambary, Hasan Muarif. 1988. Persebaran Kebudayaan Aceh ke Nusantara melalui Peninggalan Arkeologi Khususnya Batu-Batu Nisan dalam Aceh Dalam Retrospeksi dan Refleksi Budaya Nusantara. Jakarta: Informasi Taman Iskandar Muda (INTIM). Hal:9—16. Editor: Hasan Muarif Ambary dan Bachtiar Aly.
Ambary, Hasan Muarif. 1998. “Arkeologi dan Penelitian Agama di Indonesia” dalam Menemukan Peradaban editor Jajat Burhanuddin. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Hal:11—23.
Azis, Halina Budi Santosa. 1976. Beberapa bentuk Nisan Kubur di Daerah Banten Lama Sebuah Tinjauan Deskriptif. Skripsi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Damais, Louis –Charles. 1995. Epigrafi dan Sejarah Nusantara Pilihan Karangan Louis-Charles Damais. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Gupte, R.S. 1972. Iconography of The Hindus, Buddhist, and Jains. Bombay: D.B. Taraporevala Sons & Co. Private Ltd.
Hartanti, Grace, Amarena Nediari. 2014. “Pendokumentasian Aplikasi Ragam Hias Budaya Bali, Sebagai Upaya Konservasi Budaya Bangsa Khususnya”. Humaniora (Vol.5 No.1 ): 521-540.
Hoop, A.N.J. Th. aTh. Van Der. 1949. Indonesische Siermotieven. Batavia: Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschappen.
Inagurasi, Libra Hari, Sonny Wibisono, Naniek Harkantiningsih, Tb. Najib, Vita, Eka Asih Putrina Taim, Deni Sutrisna, Nurdin AR.,Ngadiran, Marzuki, Sri Wasisto. 2016. Penelitian Arkeologi Samudra Pasai: Jalur Rempah-Rempah Pantai Timur Sumatra, Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Inagurasi, Libra Hari. 2009. “Karakteristik Kompleks Pemakaman Kuna Selaparang “ Kalpataru Majalah Arkeologi (Vol. 19 No.1): 71—80.
Inagurasi, Libra Hari; Dwi Yani Yuniawati; I Made Swastika; Sri Wasisto; Suhandi; Resi Mardiwasono. 2007. Selaparang: Pusat Peradaban Masa Pra Islam Hingga Islam. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian dan pengembangan Arkeologi Nasional.
Kalus, Ludvik. 2008. “Prasati Islam yang Tertua di Dunia Melayu”, Inskripsi Islam Tertua di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Ecole francaise d’Extreme-Orient. Hal: 33—35.
Masyhudi. 1999. Sumbangan Kitab Rihlah Ibn Battutah Bagi Kajian Arkeologi Perkotaan Samudra Pasai. Tesisi. Jakarta: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah.
Nurhadi, Armeini, Ahmad Cholid Sodrie, Lukman Nurhakim, Ridwan. 1980. Berita Penelitian Arkeologi (BPA) No.26, Laporan Penelitian Kepurbakalaan Kerajaan Gowa dan Tallo di Sulawesi Selatan. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Rosmawati. 2011. “Tipe Nisan Aceh dan Demak Troloyo pada Kompleks Makam Sultan Hasanuddin, Tallo dan Katangka”, Wallenae (Vol.13 no.2):209—219.
Saharan, Laras. 2017. Nisan Raja Nara Singa II dan Nisan Jendral Verdicho Marloce. Accessed 12 31 2016. https://hurahura.wordpress.com.
Sodrie, Ahmad Cholid, Mujib, Heddy Surachman, Libra Hari Inagurasi, Eka Asih Putrina Taim, Wawan Suwarsa, Repelita Wahyu Oetomo, Jufrida, Pesta Siahaan. 2007. Penelitian Arkeologi Samudra Pasai, Kecamatansamudra, Aceh Utara, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Tjandrasasmita, Uka. 1985. “Le role l’architecture et des arts decoratifs dans I’islamisation de I’Indonesie L’islam en Indonesie”. Archipel (29): 203—211.
Untoro, Heriyanti O. 2006. Kebesaran dan Tragedi Kota Banten. Yayasan Kota Kita dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.
Yatim, Othman, Mohd.1988. Batu Aceh Early, Islamic Gravestones in Peninsular Malaysia. Kuala Lumpur: Museum Association of Malaysia.