TIGA TIPE TATA RUANG DESA TRADISIONAL DI NIAS SELATAN, SUMATERA UTARA

Main Article Content

Elyada Wigati Pramaresti

Abstract

South Nias is one of many regions in Indonesia that still mantains the existence of traditional settlement. Villages found in this regency have unique characteristic as are shown by their linear forms with two rows of houses facing each other. Although the villages seem to have similar forms, in fact, there are three types of spatial patterns which present in South Nias traditional villages. The main purpose of this research relates to the variations of spatial patterns in this region’s traditional settlement. Moreover, its aim is to obtain the classification of settlement forms in South Nias. The research method used to answer the question is qualitative and the data are obtained by field observation, interviews, and literature study. The result reveals that traditional villages in South Nias have spatial patterns in the form of branched linear, I-shaped linear, and T-shaped linear. Classification of the settlement form is based on differences in the shape and location of village materil components. This research also intents to conduct documentation about South Nias traditional villages together with their components which become scarce in present day because damaged by natural factors or deliberately replaced by modern components.





Nias Selatan adalah salah satu wilayah di Indonesia yang masih mempertahankan keberadaan permukiman tradisional. Desa-desa yang ditemukan di kabupaten tersebut memiliki karakteristik yang unik, yaitu berbentuk linear dengan dua baris rumah yang saling berhadapan. Meskipun sekilas desa-desa itu tampak memiliki bentuk yang sama, sebenarnya terdapat tiga tipe bentuk tata ruang yang dijumpai pada desa tradisional di Nias Selatan. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan variasi bentuk tata ruang permukiman tradisional di wilayah tersebut. Tujuannya untuk memperoleh klasifikasi bentuk permukiman tradisional Nias Selatan. Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan desa tradisional di Nias Selatan memiliki bentuk tata ruang linear bercabang, linear I, dan linear T. Klasifikasi bentuk permukiman tersebut didasarkan atas perbedaan bentuk dan keletakan komponen materi desa. Penelitian ini juga berupaya untuk melakukan dokumentasi desa-desa tradisional Nias Selatan beserta komponennya yang kini menjadi langka karena rusak oleh faktor alam maupun sengaja diganti dengan komponen yang modern.




Article Details

How to Cite
Pramaresti, E. W. (2023). TIGA TIPE TATA RUANG DESA TRADISIONAL DI NIAS SELATAN, SUMATERA UTARA. KALPATARU, 28(2), 45–60. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2685
Section
Articles

References

Duha, Nata’alui. 2012. Omo Niha: Perahu Darat di Pulau Bergoyang. Gunung Sitoli: Yayasan Pusaka Nias

Erawati, Erni. 2016. Tata Ruang Permukiman Tradisional To Kajang di Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan: Kajian Sistem Sosial dan Nilai Budaya. Tesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Faqih, Achmad, 2010. Kependudukan: Teori, Fakta, dan Masalah. Sleman: Dee Publish

Gruber, Petra and Herbig, Ulrike. 2005. Settlement and Housing on Nias Island: Adaptation and Development. Austria: Vienna University of Technology

Hämmerle, Johannes. 1990. Omo Sebua. Tanpa penerbit

Hämmerle, Johannes. 1995. Hikaya Nadu. Gunungsitoli: Yayasan Pusaka Nias

Hämmerle, Johannes. 2015. Asal-Usul Masyarakat Nias: Suatu Interpretasi. Gunungsitoli: Yayasan Pusaka Nias

Hämmerle, Johannes dan Duha, Nata’alui. 2015. Hilizamӧfӧ: Persebaran Keturunan Mӧlӧ dari Eho Famӧda Danӧ hingga Hili’amaetaniha. Gunungsitoli: Yayasan Pusaka Nias

Harpioza, Okki Dwi. 2016. Identifikasi Perubahan Arsitektur Rumah Tradisional: Studi Kasus Permukiman Desa Kurau, Aliran Sungai Desa Kurau di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Tesis, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Haryani, Sinta Akhirian. 2016. Perkembangan Permukiman Kampung di Kerajaan Amarasi, Nusa Tenggara Timur: Analisis Berdasarkan Peta Kuno. Tesis, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Lubis, Bahar Arif. 2018. Kecamatan Fanayama dalam Angka. Badan Pusat Statistik Nias Selatan

Mashab, Mashuri. 2013. Politik Pemerintahan Desa di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Mentayani dan kawan-kawan. 2017. Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur, dan Aspek-Aspek Vernakularitas. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia. Lhokseumawe

Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Pramaresti, Elyada Wigati. 2018. Variasi dan Perkembangan Ragam Hias pada Omo Sebua di Nias Selatan, Sumatera Utara. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Sonjaya, Jajang A. 2008. Melacak Batu Menguak Mitos. Yogyakarta: Kanisius

Sonjaya, Jajang A.2010. Makna Megalitik: Kontekstualisasi dalam Sejarah Budaya Bӧrӧnadu. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Suharyadi, Elly. 2017. Kecamatan Bӧrӧnadu dalam Angka. Badan Pusat Statistik Nias Selatan

Tanudirdjo, Daud Aris.1988. Ragam Metode Penelitian Arkeologi dalam Skripsi Karya Mahasiswa Arkeologi Universitas Gadjah Mada. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada

Tim. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Viaro, Alain dan Arlette Ziegler. 2006. Traditional Architecture of Nias Island. Gunungsitoli: Yayasan Pusaka Nias

Laman

www.google.co.id/maps diakses pada tanggal 19 Juli 2019 pukul 19.00 WIB