KETERLIBATAN KOMUNITAS PENGGIAT BUDAYA DALAM MENGOMUNIKASIKAN NILAI SRAWUNG BERDASARKAN RELIEF CANDI
Main Article Content
Abstract
The value of srawung in Javanese society are slowly dying because of modernization. This value is related to harmony and respect to others, as can be seen in Ramayana reliefs from Candi Prambanan. Reliefs in the temple have been analysed by archaeologists through many researches and scientific books but at times, they are unable to deliver and communicate the value of srawung well. This research studied about how the heritage community conveys some research reports which contain important values to pursue a new relevant way of communicating its substantial value. The heritage community is partner to archaeologists, and also a part of society. So, with a role of heritage community, the value of srawung will be easily received by the people.
Di era modern ini nilai-nilai srawung yang berkaitan dengan kerukunan dan sikap saling menghormati sudah mulai terkikis. Pada dasarnya, nilai ini merupakan nilai luhur dari masa lalu yang dapat ditelusuri, salah satunya melalui relief Ramayana di Candi Prambanan. Relief di Candi Prambanan sebenarnya sudah banyak dikaji oleh para peneliti Arkeologi, tetapi penyampaiannya kepada masyarakat masih belum maksimal. Karenanya, permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana melibatkan komunitas untuk berperan menyampaikan hasil penelitian dari para peneliti yang mengandung salah satu nilai luhur yaitu srawung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan cara baru dalam menyajikan hasil penelitian arkeologi dengan lebih relevan dan luwes sehingga mudah diterima masyarakat. Komunitas penggiat budaya dapat menjadi rekan bagi peneliti untuk menyampaikan hasil penelitian dengan cara-cara relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Article Details
This work is licensed under CC BY-NC-SA 4.0
Authors whose articles are getting published must agree with the following rules:
- Publication rights for all contents published in Kalpataru Journal (printed and online versions) belong to The Board of Directors with acknowledgment of the authors (morale right still belongs to the author)
- Legal formal regulation for digital access to electronic journal follows the rule of Creative Commons license Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), which means Kalpataru Journal is a non-commercial publication, holds the right to keep, format, and manage the articles into the database, maintain, and publish articles
- Published articles both in printed and online versions are accessible for all purposes of education, research, and library archives. The board of directors is not responsible for any violations of the copyrights outside those purposes.
References
A. Sambodo, Goenawan, Maria Tri Widayati, dan Hery S. Purnawali. 2019. “Peran Komunitas dalam Penanganan Temuan Baru Prasasti (Studi Kasus Komunitas Kandang Kebo).” Berkala Arkeologi 39 (1): 53–72. https://doi.org/10.30883/jba.v39i1.332.
Endraswara. 2003. Budi Pekerti dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Press.
Hardiati, Endang Sri, dan Renville Siagian, eds. 2002. Candi sebagai Warisan Seni dan Budaya Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Cempaka Kencana.
Herusatoto, Budiono. 2000. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Humphris, Jane, dan Rebecca Bradshaw. 2017. “Understanding ‘The Community’ Before Community Archaeology: A Case Study from Sudan.” Journal of Community Archaeology & Heritage 4 (3): 203–17. https://doi.org/10.1080/20518196.2017.1345364.
Istari, Thecla Maria Rita, dan Bambang Sulistyanto. 2015. Ragam Hias Candi-Candi di Jawa: Motif dan Maknanya. Cetakan pertama. Yogyakarta: Kepel Press.
Jameson, John H. 2019. “Introduction: The Critical Junctures of Archaeology, Heritage, and Communities.” Dalam Transforming Heritage Practice in the 21st Century. John H. Jameson and Sergiu Musteaţă (Editor), 1–12. One World Archaeology. Cham: Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-14327-5_1.
Kim, Bo Young. 2007. “Indefinite Boundaries: Reconsidering the Relationship Between Borobudur and Loro Jonggrong in Central Java.” Los Angeles: University of California.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lelono, Hari. 2016. “Relief Candi sebagai Media Efektif untuk Menyampaikan Informasi Moral-Didaktif pada Masa Jawa Kuna.” Berkala Arkeologi 36 (1): 99–116. https://doi.org/10.30883/jba.v36i1.227.
Levin, Cecelia. 2011. “The Grand Finale: The Uttarakanda of the Loro Jonggrang Temple Complex.” Dalam From Laṅkā Eastwards: The Rāmāyaṇa in the Literature and Visual Arts of Indonesia. Andrea Acri, Helen Creese, and Arlo Griffiths (Editor), 140–78. Verhandelingen van Het Koninklijk Instituut Voor Taal-, Land- En Volkenkunde 247. Leiden: KITLV Press.
Moertjipto. 1991. Relief Ramayana Candi Prambanan. Yogyakarta: Kanisius.
Moshenska, Gabriel, dan Sarah Dhanjal, eds. 2011. “Introduction: Thinking About, Talking About, and Doing Community Archaeology.” Dalam Community Archaeology: Themes, Methods and Practices, 1–4. Oxbow Books. https://doi.org/10.2307/j.ctvh1dn3q.
Munandar, Agus Aris. 2004. “Karya Sastra Jawa Kuno yang Diabadiakan pada Relief Candi-Candi Abad Ke 13-15 M.” Makara Seri Sosial Humaniora 8 (2): 54–60.
Poesponegoro, Marwati Djoened, ed. 2010. Sejarah Nasional Indonesia II. Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka.
Prasetya, Hanggar Budi, dan Wisma Nugraha Christianta. 2016. “Rama Sebagai Penjaga Kehidupan dalam Relief Ramayana Prambanan.” Kawistara Jurnal Ilmiah Sosial Dan Humaniora 6 (3): 225–324.
Rarianingsih, Ni Luh Nyoman, dan Kayato Hardani. 2009. “Catatan Perjalanan 1150 Tahun Lara Jonggrang.” Dalam Membangun Kembali Prambanan. Inajati Adrisijanti, dan Andi Putranto (Editor), 11–36. Yogyakarta: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.
Riyani, Mufti. 2005. “Penggambaran Etika Jawa dalam Relief Wiracarita Ramayana di Candi Prambanan, Jawa Tengah.” Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sherfield, Anne. 2018. “The Importance of Community Engagement at Archaeological Sites in Egypt. ”Crossroads The University of Michigan Undergraduate Journal of Anthropology, 83–92.
Suseno, Franz Magnis. 1984. Etika Jawa, Sebuah Analisa Filsafat Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Taneko, Soleman B, dan Soerjono Soekanto. 1984. Struktur dan Proses Sosial: Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan.
Tanudirjo, Daud Aris. 2013. “Prolog: Arkeologi dan Masyarakat.” Dalam Arkeologi dan Publik. Sumijati Atmosudiro dan Tjahjono Prasodjo (Editor), 3–16. Yogyakarta: Kepel Press.
Travis, David. 2016. “Desk Research : The What, Why, and How.” User Focus. January 4, 2016. https://www.userfocus.co.uk/articles/desk-research-the-what-why-and-how.html.
Wenger, Etienne, Richard A. McDermott, dan William Snyder. 2002. Cultivating Communities of Practice: A Guide to Managing Knowledge. Boston, Mass: Harvard Business School Press.