BENTURAN KEPENTINGAN, SUATU REFLEKSI DALAM PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA DI INDONESIA

Main Article Content

Bambang Sulistyanto

Abstract

Conflict in this study is interpreted as a perception of differences in interests. The basic concept of this study departs from the view that conflict is a natural reality in human life that requires interaction with society. In general, this study aims to reveal the community's knowledge system in interpreting cultural heritage and ways to act using the knowledge system. As a consequence of the study, specifically, the purpose of this study is to diclose how to reduce the conflicts that often occur at various sites in Indonesia. The method used is explanatory qualitative explanatory which is an effort to understand why a phenomena can occur and what causes it. The results of this study find that cultural heritage conflicts should not be connoted as a negative phenomenon. Cultural heritage conflict is a reflection of the weakness of the management system that will be part of the solution to a problem that leads to a better change.


Konflik dalam nelitian ini diartikan sebagai persepsi mengenai perbedaan kepentingan. Konsep dasar penelitian ini berangkat dari pandangan, bahwa konflik merupakan realitas yang wajar dalam kehidupan manusia yang mengharuskan berinteraksi dengan masyarakat. Secara umum penelitian ini bertujuan mengungkapkan sistem pengetahuan masyarakat dalam memaknai warisan budaya dan cara-caranya bertindak menggunakan sistem pengetahuan tersebut. Sebagai konsekwensi atas kajian di atas, secara khusus tujuan penelitian ini mengungkapkn bagaimana upaya meredam konflik yang sering terjadi di berbagai situs di Indonesia. Metode yang digunakan adalah eksplanatif kualitatif eksplanatitif yakni upaya memahami mengapa fenomena dapat terjadi dan apa faktor penyebabnya. Hasil penelitian ini menyatakan konflik warisan budaya tidak harus dikonotasikan sebagai fenomena yang negatif. Konflik warisan budaya merupakan merupakan cermin lemahnya sistem pengelolaan yang akan menjadi bagian dari solusi atas suatu permasalahan yang mendorong ke arah perubahan yang lebih baik.

Article Details

How to Cite
Sulistyanto, B. (2023). BENTURAN KEPENTINGAN, SUATU REFLEKSI DALAM PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA DI INDONESIA. KALPATARU, 29(2), 133–146. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2696
Section
Articles

References

Akbar, Ali. 2013. Situs Gunung Padang Misteri Dan Arkeologi. Jakarta: Change Publication.

Aula, Pekka and Siira, Kalle. 2010. “Organizational Communication and Conflict Management Systems.” Nordicom Review, Journal, 1.

Dean, G., Pruit, and Rubin Z. Jeffrey. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fahim, Tharaba. 2016. Sosiologi Agama, Konsep, Metode Riset Dan Konflik Sosial. Malang: Madani.

Fisher, Simon, et al. 2001. Mengelola Konflik: Ketrampilan Dan Strategi Untuk Bertindak. British Council.

Harahap, Aswin Rizal. 2013. “Melindungi Karst Dari Eksploitasi.” Sains.Kompas.Com. 2013. https://sains.kompas.com/read/2013/04/05/03482559.

Hartono, Tri. 2005. “Diskusi Ilmiah Arkeologi XX.” In Pembangunan Plaza Ambarukmo: Salah Satu Kasus Arkeologi Publik Di Yogyakarta, 7–9. Yogyakarta.

Ishomuddin. 2014. “Trowulan Jadi Kawasan Cagar Budaya Nasional Nasional.” Tempo.Co. 2014.

Jerry. 2018. “Ormas Adat Kecam Pengrusakan Waruga Di Negeri Kinangkoan Dan Pinandean.” Manado.Com. 2018.

Kedaulatan Rakyat. 2007. “Upaya Penjualan Fosil Purba Digagalkan,” 2007.

Kompas. 2003a. “Ditolak Pembangunan Jagad Jawa Borobudur,” 2003.

———. 2003b. “Tinjau Ulang Kontrak Borobudur,” 2003.

———. 2011. “Izin Batu Bara Ditutup Jika Cemari Situs,” 2011.

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 1995. Organizational Behavior. Chicago: Irwin.

Mahfud, MD. 2017. Politik Hukum Di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Jakarta.

“Menolak Jadi Cagar Budaya.” 1993. Tempo.

“Proyek Pabrik Baja Di Situs Majapahit Di Protes.” 2013. Tempo.

Ritzer, George. 2010. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Robbins, P. Stephen. 2003. Organizational Behavior 10th Edition. New Jersey: Pearson Education.

Soemadio, Bambang. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II Edisi Pemutakhiran. Jakarta: balai Pustaka.

Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat Munginkah Muncul Antitesisnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sonjaya, Jajang Agus. 2005. “Pengelolaan Warisan Budaya Di Dataran Tinggi Dieng.” Universitas Gajah Mada.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto. 2001. Imtip Pattajoti Journeys to Java by Siamese King. Bandung: ITB.

Stoner, A.F., James dan Freeman, R., Edward. 1989. Management. Prentice- Hall, New York, hal. 391-392.

Sulistyanto, Bambang. n.d. “Konflik Internal Warisan Budaya Beteng Tabanio, Tanah Laut, Kalimantan Selatan.” Jakarta.

———. 2008. “Resolusi Konflik Dalam Managemen Warisan Budaya Situs Sangiran.” Universitas Indonesia.

———. 2010. “Cultural Rescource Managemen: Evaluasi Hasil Penelitian Puslitbang Arkenas.” In Arkeologi Arkeologi Indonesia Dalam Lintasan Zaman, 172. Jakarta: Puslitbang Arkenas.

———. 2014. Manajemen Konflik Dalam Pengelolaan Warisan Budaya Kita.

Tanudirjo, Daud Aris. 2003. “Benda Cagar Budaya Milik Siapa.” In Balung Buto : Warisan Budaya Dunia Dalam Masyarakat Sangiran. Yogyakarta: Kunci Ilmu.

———. 2004. “Pengembangan Model Resolusi Konflik Dalam Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi Di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, DIY.” Yogyakarta.

Wardah, Fathiyah. 2013. “ICW: Otonomi Daerah Picu Korupsi Kepala Daerah.” Www.Voaindonesia.Com. 2013. https://www.voaindonesia.com/a/icw-otonomi-daerah-picu-korupsi-kepala-daerah/1690178.html.

Wirawan, Bagus. 2012. Konflik Dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi, Dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.

Most read articles by the same author(s)