Pengembangan Sektor Transportasi yang Ramah Lingkungan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Main Article Content
Abstract
The development of an environmentally friendly transportation sector is a sustainable development effort that has a significant role in regional economic growth and reducing greenhouse gas (GHG) emissions. This research aims to identify the transportation subsector that has the strongest backward and forward linkages as a key regional economic subsector and analyze the economic and environmental impacts, mainly the increase in carbon emissions in the transportation sector due to an increase in final demand. This research uses an environmentally extended input-output (EEIO) analysis approach, with a case study of this research in the Yogyakarta Special Region Province (D.I. Yogyakarta). The primary data used is the Input-Output (I-O) table for D.I. Yogyakarta Province, which includes 52 sectors in 2016, and inventory data for D.I. Yogyakarta Province's greenhouse gas (GHG) emissions. Results of the simulation carried out show an increase in final demand by 25%, which will provide three impacts, namely direct impacts, indirect impacts, and induced effects on the transportation sector by creating a gross added value (NTB) of IDR 4,528,778.968 million, but at the same time, greenhouse gas emissions of 618.091 GgCO2e were also produced. The air transportation subsector is a subsector that has relatively strong direct and indirect backward and forward linkages, with a contribution to NTB of IDR 3,000,696.019 million and GHG emissions released by this subsector of 461.669 GgCO2e. Efforts to mitigate these emissions need to be made in stages by diffusing clean technology, and an effective, efficient, and sustainable transportation system.
Abstrak
Pengembangan sektor transportasi yang ramah lingkungan merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang memiliki peran signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi subsektor transportasi yang memiliki keterkaitan ke belakang dan ke depan yang paling kuat sebagai subsektor ekonomi kunci wilayah, dan menganalisis dampak ekonomi dan lingkungan khususnya kenaikan emisi GRK terhadap sektor transportasi yang disebabkan adanya peningkatan permintaan akhir (final demand). Kajian ini menggunakan pendekatan analisis environmentally extended input-output (EEIO), dengan studi kasus penelitian ini di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I. Yogyakarta). Data utama yang digunakan adalah Tabel Input-Output (I-O) Provinsi D.I. Yogyakarta yang meliputi 52 sektor tahun 2016 dan data inventarisasi emisi gas rumah kaca (GRK) Provinsi D.I. Yogyakarta. Hasil simulasi yang dilakukan adanya peningkatan permintaan akhir sebesar 25%, yang akan memberikan tiga dampak, yaitu dampak langsung, dampak tidak langsung, dan dampak imbasan (induced effects) terhadap sektor transportasi dengan menciptakan nilai tambah bruto (NTB) sebesar Rp4.528.778,968 juta, namun pada saat bersamaan dihasilkan pula emisi gas rumah kaca sebesar 618,091 GgCO2e. Subsektor transportasi udara merupakan subsektor yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang dan ke depan yang relatif kuat dengan kontribusi terhadap NTB sebesar Rp3.000.696,019 juta dan emisi GRK yang dikeluarkan oleh subsektor ini sebesar 461,669 GgCO2e. Upaya memitigasi emisi ini perlu dilakukan secara bertahap dengan mendifusikan teknologi bersih dan sistem transportasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.