Persepsi dan Perilaku Anggota Komunitas Ekoenzim dalam Mengelola Sampah Organik (Studi di Kabupaten dan Kota Bogor)
Main Article Content
Abstract
Organic wastes processing at the household level has been campaigned for quite long time, but many are still reluctant to do it. The reasons given include limited processing spaces, lack of knowledges, odors during the process and limited benefits from the waste products. Processing organic wastes into ecoenzymes hopefully can play a role in waste management at household level. Respondents are ecoenzymes practicists domiciled in Bogor City and Regency who are member of the Bogor Ecoenzymes Community. The questionnaire was distributed to all Community members via a Google form link. There were 253 members of the Community recorded, while 71 persons responded to the questioner. Only 2 respondents did not process wastes, while 23 respondents sorted wastes based on types. In processing their organic wastes, 43 respondents used 2 waste processing methods, namely making ecoenzymes and composting. Overall, making ecoenzymes was a way for 66 people to process their wastes, while making compost was an option for 50 respondents. There were 3 respondents who used composting as the only way to process their organic wastes, while there were 11 respondents who only chose to process them into ecoenzymes. Even though making ecoenzymes can only process a portion of the organic wastes produced, processing organic wastes into ecoenzymes can be an entry point in increasing household participation in managing their own wastes.
ABSTRAK
Pengolahan sampah organik di tingkat rumah tangga telah cukup lama dikampanyekan namun masih banyak yang enggan melakukannya. Alasan yang dikemukakan antara lain keterbatasan tempat pengolahan, tidak dikuasainya cara pengolahan, timbulnya bau selama proses pengolahan serta keterbatasan manfaat dari produk hasil pengolahan sampah tsb. Pengolahan sampah organik menjadi ekoenzim diharapkan dapat berperan dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.
Responden merupakan penggiat ekoenzim berdomisi di Kota dan Kabupaten Bogor yang terhimpun dalam Komunitas Ekoenzim Bogor. Kuesioner dibagikan kepada seluruh anggota Komunitas melalui tautan Google form. Dari 253 orang anggota Komunitas tersebut diperoleh 71 responden. Hanya 2 orang responden yang tidak melakukan pengolahan sampah, sementara 23 responden memilah sampah berdasarkan jenisnya. Dalam mengolah sampah organiknya, 43 responden menggunakan 2 cara pengolahan sampah yaitu pembuatan ekoenzim dan komposting. Secara keseluruhan membuat ekoenzim menjadi cara bagi 66 orang dalam mengolah sampahnya, sementara membuat kompos menjadi pilihan bagi 50 orang responden. Terdapat 3 responden yang menjadikan komposting sebagai satu-satunya cara dalam mengolah sampah organiknya, sementara yang hanya memilih cara mengolah menjadi ekoenzim berjumlah 11 responden. Meskipun pembuatan ekoenzim hanya dapat mengolah sebagian dari sampah organik yang dihasilkan namun pengolahan sampah organik menjadi ekoenzim dapat menjadi pintu masuk dalam meningkatkan peran serta rumah tangga untuk mengelola sampahnya sendiri.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.