Perencanaan Sistem Pemanenan Air Hujan Sebagai Teknologi Alternatif Penyediaan Air Bersih Di Kawasan Pemukiman Kepadatan Tinggi
Main Article Content
Abstract
Abstract
Rainwater harvesting system (RWH) is a technology to collect and store rainwater as an alternative clean water source. The aim of this study to plan RWH, including determining strategies, feasibility analysis based on rainwater quality and quantity, and planning basic engineering design of RWH. The planning was carried out in Jelegong Village, Bandung Regency, an area with critical water catchment conditions that has not been served by clean water piping networks, and only uses groundwater with limited availability as the only source of water in the dry season. Primary data were collected through field surveys and sampling of rainwater quality in the early rainy period (September, 2022). The selected catchment area is the roof surface of the house. In terms of quantity, with 55 houses served, the potential rainwater supply (4,318.88 m3 / year) can meet the needs of non-drinking water use (2,369.65 m3 / year) such as bathing activities, toilet needs, and laundry activities. In terms of quality, rainwater color parameters have not met the quality of clean water based on Permenkes 32/2017. Communal RWH is planned due to limited land and high population density. The collected rainwater will go through a disinfection and filtration process to meet clean water quality standards, then be stored in ground tanks (70 m3) and roof tanks (5 m3) to be distributed to each house. Thus, the planned RWH is able to provide alternative sources of clean water for communities in the Jelegong Village area.
Abstrak
Sistem pemanenan air hujan (SPAH) merupakan teknologi mengumpulkan dan menampung air hujan untuk sumber air bersih alternatif. Tujuan penelitian ini adalah melakukan perencanaan SPAH mencakup penentuan strategi, analisis kelayakan berdasarkan kualitas dan kuantitas air hujan, dan perencanaan basic engineering design SPAH. Perencanaan dilakukan di Desa Jelegong Kabupaten Bandung, yaitu wilayah dengan kondisi resapan air yang kritis, belum terlayani jaringan perpipaan air bersih, dan hanya menggunakan air tanah dengan ketersediaan yang terbatas sebagai satu-satunya sumber air pada musim kemarau. Data primer dikumpulkan melalui survei lapangan dan sampling kualitas air hujan pada periode awal hujan (September, 2022). Daerah tangkapan air terpilih adalah permukaan atap rumah. Secara kuantitas, dengan 55 rumah yang dilayani, potensi pasokan air hujan (4.318,88 m3/tahun) dapat memenuhi kebutuhan penggunaan air non-minum (2.369,65 m3/tahun) seperti aktivitas mandi dan keperluan WC, dan kegiatan mencuci pakaian. Secara kualitas, parameter warna air hujan belum memenuhi kualitas air bersih berdasarkan Permenkes 32/2017. SPAH komunal diimplementasikan karena lahan terbatas dan tingkat kepadatan penduduk tinggi. Air hujan yang dikumpulkan akan melalui proses desinfeksi dan filtrasi sehingga memenuhi baku mutu air bersih, kemudian disimpan pada ground tank (70 m3) dan roof tank (5 m3) untuk didistribusikan ke setiap rumah. Dengan demikian, SPAH yang direncanakan mampu menyediakan sumber air bersih alternatif bagi masyarakat di wilayah Desa Jelegong.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.