Dekolorisasi Limbah Batik Pekalongan Menggunakan Aspergillus sp.3 Terimobilisasi Luffa pada Waktu Inkubasi dan Inokulum Berbeda

Main Article Content

Halimatus Sa'diyah
Ratna Stia Dewi
Moch. Husein Sastranegara

Abstract

The batik industry in Pekalongan benefits the economy but harms the environment when untreated batik waste is discharged into rivers. The fungus Aspergillus sp. can degrade batik wastewater as an absorbent using its mycelium. Immobilizing mycelium with substrates such as loofah or oyong (Luffa cylindrical) is a practical method for waste degradation. These substrates offer unique tubular fiber structures, affordability, easy availability, environmental friendliness, high stability, and rapid adsorption ability. This study aimed to determine the decolorization of Pekalongan batik dye wastewater using Aspergillus sp. immobilized on Luffa at different incubation times and types of inoculums. This research will provide scientific information about the ability of Aspergillus sp. immobilized on Luffa to batik waste, particularly in the Pekalongan batik industry. The initial research used a dry immobilization model to study the spore and mycelium inoculum. The spore inoculum type was found to decolorize batik wastewater by 75%, which was better than the mycelium inoculum type, which achieved 37.5% decolorization. The research showed that Aspergillus sp. immobilized on Luffa without a drying process could decolorize Pekalongan batik wastewater. The most optimal decolorization results were obtained with spore inoculum treatment at an incubation time of 72 hours, achieving 99.7% decolorization. This research is supported by measurements of the dry weight of Aspergillus sp. immobilized on Luffa, pH value, DO content, TSS content, TDS content, and temperature, with respective values of 2.294-4.416 g; 5-7.14; 12-16 mg/l; 70-148 mg/l; 2013.2-3761 mg/l; and 29-31ºC.


 


Abstrak


Industri batik di Pekalongan menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat, namun berdampak negatif bagi lingkungan ketika limbah batik tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai, sehingga menyebabkan polusi. Jamur Aspergillus sp. dapat digunakan untuk mendegradasi air limbah batik karena menghasilkan enzim, dan secara non enzimatis sebagai penyerap dengan menggunakan miselium. Mengimobilisasi miselium dengan substrat, seperti buah gambas atau oyong (Luffa cylindrical), dapat menjadi metode praktis untuk degradasi limbah. Substrat ini memiliki keunggulan seperti struktur serat berbentuk tabung yang unik, harga yang terjangkau, mudah didapat, ramah lingkungan, stabilitas yang tinggi, dan kemampuan adsorpsi yang cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dekolorisasi air limbah pewarna batik Pekalongan menggunakan Aspergillus sp. yang terimobilisasi pada Luffa pada waktu inkubasi dan jenis inokulum yang berbeda. Manfaat penelitian ini untuk memberikan informasi ilmiah mengenai kemampuan jamur Aspergillus sp. terimobilisasi Luffa dalam mendekolorisasi limbah batik, khususnya industri batik di Pekalongan. Pada penelitian awal, jenis inokulum spora dan miselium dikaji dengan menggunakan model imobilisasi kering. Jenis inokulum spora ditemukan dapat mendekolorisasi air limbah batik sebesar 75%, yang lebih baik daripada jenis inokulum miselium yang mencapai 37,5% dekolorisasi. Hasil penelitian berupa perlakuan Aspergillus sp. terimobilisasi Luffa tanpa proses pengeringan yang diujicobakan dapat mendekolorisasi air limbah batik Pekalongan. Hasil dekolorisasi yang paling optimal diperoleh pada perlakuan inokulum spora dengan waktu inkubasi 72 jam, yaitu sebesar 99,7%. Penelitian ini didukung oleh pengukuran berat kering Aspergillus sp.3 terimobilisasi Luffa, nilai pH, kadar DO, kadar TSS, kadar TDS, dan nilai temperatur berturut-turut sebesar 2,294-4,416 g; 5-7,14; 12-16 mg/l; 70-148 mg/l; 2013,2-3761mg/l; dan 29-31ºC.

Article Details

How to Cite
Sa’diyah, H., Dewi, R. S., & Sastranegara, M. H. (2024). Dekolorisasi Limbah Batik Pekalongan Menggunakan Aspergillus sp.3 Terimobilisasi Luffa pada Waktu Inkubasi dan Inokulum Berbeda. Jurnal Teknologi Lingkungan, 25(2), 273–280. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/JTL/article/view/5776
Section
RESEARCH ARTICLES