PEMANFAATAN GULMA LAHAN GAMBUT SEBAGAI BAHAN BAKU BIO-BRIKET

Main Article Content

Pranatasari Dyah Susanti
Reni Setyo Wahyuningtyas
Adnan Ardhana

Abstract

Weeds are abundantly available, which grow on peat swamps, but unfortunately have not yet been widely utilized. Those weeds can be prospectively potential as raw material for bio-briquettes. In relevant, this research aimed to look into the qualities of bio-briquettes manufactured from 10 species of peat swamp weeds. Initially, each weed species was carbonized and then shaped into charcoal powder. The resulting weed-charcoal powder was then mixed with wood sawdust at 1:1 ratio (w/w), and agitated thoroughly to obtain homogenous stuff. Afterwards, the homogenous stuff was added with starch-derived binder (adhesive). Such adhesive was previously prepared by heating 5 g tapioca-starch flour in 75 ml of water. The starch-added stuff was then pressed into bio-briquette, and further put in the oven at 60°C for 24 hours, or just dried under the sunlight heat for 2 days. The parameters as examined on the dried bio-briquette comprised calorific value, moisture content, fixed-carbon content, ash content, and sulfur content. Results revealed that the weeds of purun tikus (Eleocharis orrostachys Steud.) species was regarded as the best for bio-briquette manufacture, as it excelled other species in the overall examined parameters, i.e. calorific value (4,647.9 cal/g), fixed carbon (25.63%), moisture content (5.48%), ash content (8.78%) and sulfur (0.55%).

Article Details

How to Cite
Pranatasari Dyah Susanti, Reni Setyo Wahyuningtyas, & Adnan Ardhana. (2015). PEMANFAATAN GULMA LAHAN GAMBUT SEBAGAI BAHAN BAKU BIO-BRIKET. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(1), 35–46. https://doi.org/10.20886/jphh.2015.33.1.35-46
Section
Articles

References

Alade, O.S. Betiku, dan Solomon (2010). Potential utilization of grass as solid-fuel (briquette) in Nigeria. Solid Waste Tecnology and Management Jornal, (36), 500-511.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (2013). Outlook energi Indonesia 2013. Jakarta: Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi.

Budiman, Sukrido, dan Harian (2010). Pembuatan bio-briket dari campuran bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas l.) dengan sekam sebagai bahan bakar alternatif. Prosiding Seminar Rekayasa dan Proses Tahun 2010, Semarang: Universitas Diponegoro. 20 Mei 2010.

Energia (2013). Lampu kuning cadangan minyak Indonesia. Jakarta: Pertamina Indonesia, 12 ( XLVI).

Forest Watch Indonesia (2011). Potret keadaan hutan Indonesia periode 2000-2009. Bogor: Forest Watch Indonesia.

Hendra, D. dan I. Winarni. (2003). Sifat Fisis Dan Kimia Briket Arang Campuran Limbah Kayu Gergajian dan Sabetan Kayu. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 21 (3), 211-225.

Jamilatun, S. (2008). Sifat-sifat penyalaan dan pembakaran briket biomassa, briket batubara dan arang kayu. Jurnal Rekayasa Proses, 2 (2), 37-40.

Kusuma (2012). Kajian ekpsperimental terhadap karakteristik pembakaran briket limnah ampas kopi instan dan kulit kopi. Tugas Akhir. Surabaya: Teknik Fisika. ITS.

Lunguleasa. A. (2010). The compressive stregth of wooden briquettes used as renewable fuel. Environment Engineering and Management Journal. 9 (7), 997-981.

Maninder, Rupinderjit S.K. dan Sonia G. (2012). Using agricultural residues as a biomass briquetting: An Alternative Source of Energy. IOSR Journal, 1 (5), 11-15.

Noor, E.S. (1997). Pengendalian gulma di lahan pasang surut. Laporan Penelitian. Jakarta: Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian.

Onu F., Sudarja, dan M. Budi N.R. (2010). Pengukuran nilai kalor bahan bakar briket arang kombinasi cangkang pala (Myristica fragan houtt) dan limbah sawit (Elaeis guenensis). Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin UMY. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Purwanto, D. (2011). Arang dari limbah tempurung kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29 (1) , 57-66.

Saleh, M. (2010). Karakteristik briket bioarang limbah pisang dengan perekat tepung sagu. Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sari (2011). Optimasi nilai kalor pembakaran bio-briket campuran batubara dengan arang tempurung kelapa. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sastrosupadi, A. (2000). Rancangan percobaan praktis di bidang pertanian. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Shrestha A, and Ramesh M.S. (2011). Energy recovery from municipal solid wate by briquetting process : evaluation of physical and combustion properties of the fuel. Nepal Journal of Science and Technology, (12), 238 – 241.

Sunardi dan W. T. Istikowati. (2012). Analisis kandungan kimia dan sifat serat tanaman purun tikus asal Kalimantan. Bioscientiae, 9 (2), 15-25.

Syahputra, E., Sarbino, dan Siti D. (2011). Weeds assessment di perkebunan kelapa sawit lahan gambut. Jurnal Teknologi Perkebunan dan ISDL, 1, 37- 42.

Tim Sintesis Kebijakan Kementerian Pertanian. (2008). Pemanfaatan dan konservasi ekosistem lahan rawa gambut di Kalimantan. Majalah Pengembangan Inovasi Pertanian, 1 (2), 149-156.

Van Dam J., Junginger M., Faaij A., Jurgens I.,Best G., dan Fritsche U . (2008). Overview of recent developments in sustainable biomass certification. Biomass and Bioenergy, 32 (8), 749-780.

Wijayanti. D. S. (2009). Karakteristik briket arang dari serbuk gergaji dan penambahan arang cangkang kelapa sawit. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Yuniarti, Yan P.T, Yogi F, dan Arhamsyah (2011). Briket arang dari serbuk gergajian kayu meranti dan arang kayu galam. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan. 3(2), 37-42.

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.