ARKEOLOGI PULAU TERLUAR DI MALUKU: SURVEI ARKEOLOGI PULAU MASELA

Main Article Content

Marlon Ririmasse

Abstract

Masela is one of the ninety-two outermost islands in Indonesia. Situated in the southern-end of the Maluku Islands, Masela is a part of the islands in the bordering region with Australia. Having a strategic value geographically and geohistorically, archaeological research in this island has not been done yet. This paper is the record of the first archaeological study in Masela which have been conducted at the second half of 2012. This research is a further attempt to understand the cultural history in Masela by observing archaeological potential in this island. The Reconnaissance survey has been adopted as an approach to record the past material culture in the coverage survey areas. The result of this study shows that Masela have three distinctive character in relation to the archaeological potential of the region that consist of: construction and distribution of ancient settlements; traces of traditional burials; and living traditions among local communities. In developing the research theme related to this three potentials, might be initiated through the study of ancient settlements in this island.


Masela adalah satu di antara sembilan puluh dua pulau terluar yang ada di Indonesia. Terletak di ujung selatan Kepulauan Maluku, pulau ini merupakan bagian dari bentang luas pulaupulau yang berbatasan dengan daratan besar Australia. Memiliki nilai strategis secara geografis dan geohistoris, kajian arkeologis atas pulau ini belum pernah dilakukan.Tulisan ini adalah rekam hasil penelitian arkeologis perdana di Pulau Masela yang dilakukan pada paruh kedua tahun 2012. Tulisan ini merupakan upaya lebih jauh untuk memahami wajah sejarah budaya Masela dengan mengamati segenap potensi arkeologis di wilayah ini yang telah direkam melalui sudut pandang arkeologi pulau terluar. Survei penjajakan diadopsi sebagai pendekatan untuk merekam secara luas ragam bukti materi masa lalu yang tersebar di pulau ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pulau Masela menunjukan tiga karakter khas dalam kaitan dengan potensi arkeologis di wilayah ini: konstruksi dan distribusi pemukiman kuna; jejak penguburan tradisional; dan situssitus terkait sejarah lokal. Pengembangan tema penelitian terkait ketiga potensi, kiranya dapat diinisiasi melalui pendalaman kajian atas situs-situs pemukiman kuna di wilayah ini.

Article Details

How to Cite
Ririmasse, M. (2023). ARKEOLOGI PULAU TERLUAR DI MALUKU: SURVEI ARKEOLOGI PULAU MASELA. KALPATARU, 22(2), 71–88. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2602
Section
Articles

References

Ballard, C. 1988. “Dudumahan: a rock art site on Kai Kecil, Southeast Mollucas”. Bulletin of the Indo-Pacific Prehistory Association, 8: 139-161. Canberra: Australia National University

Birdsell, J.B. 1977. “The recalibration of a paradigm for the first peopling of Greater Australia”, dalam J. Allen, J.iGolson, and R. Jones (eds.) Sunda and Sahul, hal.113-167

de Jonge, N and van Dijk, T. 1995. Forgotten Islands of Indonesia: The Art and Culture of the Southeast Mollucas. Singapore: Periplus

O’Connor, S., Spriggs, M. Veth, P. 2005. “The Aru Island in Perspective dalam O’Connor”, dalam Sue et al., The Archaeology of the Aru Island. Canberra: Pandanus Books

Lape, P.V. 2000 a. Contact and Conflict in the Banda Islands, Eastern Indonesia, 11th to 17th Centuries. PhD thesis, Brown University, Rhode Island

Lape, P.V. 2000 b. “Political dynamics and religious change in the late pre-colonial Banda Islands, Eastern Indonesia”, World Archaeology 32 (1): 138-55. London: Routledge

Lape, P. 2006. “Chronology of fortified sites in East Timor”, dalam Journal of Island and Coastal Archaeology 1, hal. 285-297

Retraubun, Alex. 2006. “Mengapa Terluar bukan Terluar”. dalam Kompas 20 September 2006

Ririmasse, M. 2005. “Jejak dan Prospek Penelitian Arkeologi di Maluku”. dalam Kapata Arkeologi, Volume 1 No. 1. Ambon: Balai Arkeologi Ambon

---------. 2006. “Aspek-Aspek Kronologi Arkeologi Kolonial di Pulau Kisar”. dalam Berita Penelitian Arkeologi, Volume 2 No.1. Ambon: Balai Arkeologi Ambon.

---------. 2007a. “Penelitian Arkeologi di Desa Lingat Pulau Selaru Kabupaten Maluku Tenggara Barat”. dalam Berita Penelitian Arkeologi, Volume 3 No. 4. Ambon: Balai Arkeologi Ambon

---------. 2007b. “Fragmen Moko dari Selaru: Temuan Baru Artefak Logam di Maluku”. dalam Berita Penelitian Arkeologi, Volume 3 No. 5. Ambon: Balai Arkeologi Ambon

---------. 2008a. “Visualisasi Tema Perahu dalam Rekayasa Situs Arkeologi di Maluku”. dalam Naditira Widya, Volume 2 No. 1. Banjarmasin: Balai Arkeologi Banjarmasin

---------. 2008b. “Archaeology Goes to School: Mengemas Pengetahuan Warisan Budaya sebagai Muatan Lokal”. Pertemuan Ilmiah Arkeologi XI Solo, 13-16 Juni 2008. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia

---------. 2010a. Boat Symbolism and Identity in the Insular Southeast Asia: A Case Study from the Southeast Moluccas. Tesis Pascasarjana. Tidak diterbitkan. Leiden: Rijkuniversiteit Leiden

---------. 2010b. “Arkeologi Pulau-Pulau Terluar di Maluku: Sebuah Tinjauan Awal”. Kapata Arkeologi Vol. 6 No. 12. Ambon: Balai Arkeologi Ambon

---------. 2011. “Laut untuk Semua: Materialisasi Budaya Bahari di Kepulauan Maluku Tenggara”. Makalah disampaikan dalam Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi 2011. Banjarmasin

Spriggs, M. & D. Miller. 1988. “A Previously Unreported Bronze Kettledrum from the Kai Islands, Eastern Indonesia”. IndoPacific Prehistory Association Bulletin 8: 79-88. Canberra: Australia National University

Tanudirdjo, D. 2005. “The Dispersal of Austronesian-Speaking People and The Ethnogenesis of Indonesian People”, dalam Austronesian Diaspora and the Ethnogeneses of People in Indonesian Achipelago. Jakarta: LIPI Press.

Zuhdi, Susanto. “Mengapa Bukan Pulau Terluar” dalam Kompas 8 September 2006.

Kompas, 21 Oktober 2012. “Kapal Induk AS Berlayar di Laut Cina Selatan”. diakses tanggal 23 Oktober 2012: http://internasional.kompas.com/ read/2012/10/21/08312635/Kapal. Induk.AS.Berlayar.di.Laut.China. Selatan