AWAL PENGARUH HINDU BUDDHA DI NUSANTARA

Main Article Content

Agustijanto Indradjaja
Endang Sri Hardiati

Abstract

So far discussions about early Hindu-Buddhist influence in the Indonesian Archipelago (Nusantara) have always been started at around 5th Century AD, which is characterized by the presence of the kingdoms of Kutai and Tarumanagara in the archipelago, while the earlier period is barely noticed although the period between early and 5th century AD is a crucial period for the emergence of Hindu- Buddhist kingdoms in the archipelago. Research on the early period in history is intended to reveal the socio-economic dynamics among the communities in the Indonesian Archipelago so that they could accept and absorb elements of foreign (Indian) culture that ultimately gave rise to a number of Hindu-Buddhist kingdoms in the archipelago. The study collected data through surveys and excavation, and the methods of analyses used are typological and contextual analyses, as well as C-14 analyses on some finds that are expected reveal the conditions of the communities in the Indonesian Archipelago in the past. The results of this study are identification of a number of archaeological remains like remains of house poles, boat, ceramics, pottery, beads, metal tools, and several graves dating from the early period. The remains can be used to reconstruct the socio-economic condition of the archipelago and its role in the international world in Southeast Asia region


Berbicara tentang awal pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini selalu dimulai pada sekitar abad ke-5 M. yang ditandai oleh kehadiran kerajaan Kutai dan Tarumanagara di Nusantara dan masih sedikit perhatian terhadap periode sebelum itu. Padahal periode awal sampai dengan abad ke-5 M. adalah periode krusial bagi munculnya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Nusantara. Penelitian terhadap periode awal sejarah dimaksudkan untuk mengungkapkan dinamika sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat Nusantara sehingga mampu menerima dan menyerap unsur-unsur budaya asing (India) yang pada puncaknya memunculkan sejumlah kerajaan bersifat Hindu-Buddha di Nusantara. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis tipologis dan kontekstual serta beberapa analisis C-14 atas temuan diharapkan dapat menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara pada masa lalu. Hasil penelitian ini dapat mengidentifikasikan sejumlah tinggalan arkeologi seperti sisa tiang rumah, sisa perahu, keramik, tembikar, manik-manik, alat logam, dan sejumlah kubur yang diidentifikasi berasal dari periode awal sejarah. Berdasarkan tinggalan tersebut dapat direkonstruksi kondisi sosial-ekonomi masyarakat Nusantara dan peranannya di dunia internasional di Kawasan Asia Tenggara.

Article Details

How to Cite
Indradjaja, A., & Hardiati, E. S. (2023). AWAL PENGARUH HINDU BUDDHA DI NUSANTARA. KALPATARU, 23(1), 17–34. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2614
Section
Articles

References

Ardika, I Wayan. 2003. “Hubungan antara Indonesia dan India pada Awal Masa Sejarah”, dalam Katalog Pameran Fajar Masa Sejarah Nusantara, hal. 15-21. Jakarta: Museum Nasional.

Astawa, A.A. Oka, I Dewa Gede Kompyang, dan Naniek Harkantiningsih. 1984. “Temuan Keramik di Situs Semawang, Sanur Bali”, Amerta 9:18-23. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Atmojo, Sukarto K. 1994, “Beberapa Temuan Prasasti Batu Indonesia” dalam Berkala Arkeologi Tahun XIV. Edisi Khusus: 1-5. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.

Begley, Vimala. 1996. The Ancient Port of Arikamedu Vol.1. Paris: Ecole Francaise d’Extreme - Orient.

Bellwood, Peter. 1992. “ Southeast Asia before History”. Tarling (1): 55-136.

---------. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo- Malaysia. Jakarta: P.T. Gramedia.

Bernett, Kempers,A.J. 1959. Ancient Indonesian Art. Cambridge Massachusett: Harvard University Press.

Budisantosa, Tri Marhaeni S. 2002. “Pemukiman Pra-Sriwijaya di Kawasan Karangagung Tengah: Sebuah Kajian Awal” dalam Jurnal Arkeologi Siddhayatra 7(2): 65-89. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.

---------. 2005. Berita Penelitian Arkeologi No. 13. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.

Chabbra, B.Ch. 1935. “Expansion of Indo- Aryan culture during Pallava rule as evidenced by inscription”, JASBL I (1): 1-64.

Cœdès, G. 1968. The Indianized States of Southeast Asia. Kuala Lumpur: University of Malaya Press.

Damais, L-Ch. 1995. Epigrafi dan Sejarah Nusantara: Pilihan Karangan Louis- Charles Damais. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

de Casparis, J.G. 1956. Prasasti Indonesia II. Jakarta: Museum Nasional.

Glover, I.C. 1989. Early Trade between India and South-East Asia: a Link in the Development of a World Trading System, hal 1-57. Hall: University of Hull, Centre of South-East Asian Studies.

Groslier, B.P. 2002. Indocina Persilangan Kebudayaan (Indochina Crossing of Culture). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Hardiati, Endang Sri. 2003. ”Fajar Masa Sejarah Nusantara”, dalam Katalog Pameran Fajar Masa Sejarah Nusantara, hal. 1-3. Jakarta: Museum Nasional.

Ferdinandus, P. 2002. Recent Archaeological Excavation in Blandongan Site, Batujaya, Karawang, West Java. Jakarta: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata.

Kompyang, Gde. 2009. “Ekskavasi Penyelamatan Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng”, Laporan Penelitian Arkeologi. Denpasar: Balai Arkeologi Denpasar.

Manguin, Pierre-Yves. 1996. “Trading Ships of The South China Sea: Shipbulding Techniques and their Role in the History of the Development of Asian Trade Networks”, Journal of the Economic and Social History of the Orient Vol. XXXVI.

---------. 2004. “The Archaeology of Early Maritim Polities of Southeast Asia”. Dalam Bellwood and I. Glover Southeast Asia: Origin to Civilisation, hal. 282-313. London : Curzon Press.

Manguin, P.Y. dan Agustijanto I. 2005. “The Archaeology of Batujaya (West Java,Indonesia)”, An Interim Report in Uncovering Southeast Asia’s Past, hal. 245-57. Singapore: The National University of Singapore.

Manguin, P.Y. Soeroso Marto Prasodjo, Muriel Charras. 2006. “Daerah Dataran Rendah dan Daerah Pesisir”, Menyelusuri Sungai Merunut Waktu, Penelitian Arkeologi di Sumatera Selatan. Jakarta : PT Enrique Indonesia.

Pusponegoro, Marwati Djuned dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Read, R. D. Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika (Exploring the maritime influence of archipelago civilization in Africa). Bandung: Mizan.

Soegondho, Santoso. 1993. Wadah Keramik Tanah Liat dari Gilimanuk dan Plawangan: Sebuah Kajian Teknologi dan Fungsi. Disertasi. Depok: Universitas Indonesia.

Soeroso MP. 1995. Pola Persebaran Situs Bangunan Masa Hindu - Buddha di Pesisir Utara Wilayah Batujaya dan Cibuaya. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.

---------. 2002. “Pesisir Timur Sumatra Selatan Masa Protosejarah: Kajian Permukiman Skala Makro”, dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi IX Kediri. Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

Sukendar, Haris. 2004. Gilimanuk dan Cakrawala Masa Depan. Bali: Balai Arkeologi Denpasar.

Suleiman, Satyawati. 1986. “Local Genius pada Masa Klasik”. Dalam, Ayatrohaedi (ed.), Kepribadian Budaya Bangsa, hal. 152-185. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sutayasa, I Made. 1969. “Ragam Hias Gerabah Prasejarah dari Komplek Buni”, Manusia Indonesia II.

Wahyono, M. 1993. “Pottery of The Buni Pottery Complex as Shown by the Collection of the Museum National”, Saraswati: Esay-esay Arkeologi 2, hal. 95-107. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wolters, O. W. 1967. Early Indonesian Commerce. Ithaca and London: Cornell University Press.

---------. 1974. Early Indonesian Commerce a Study of The Origins of Śrīvijaya. Ithaca, New York: Cornell University Press.

---------. 1979. “Studying“, Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society LII.2:1-52.

---------. 2011. Kemaharajaan Maritim Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad III-VII. Jakarta: Komunitas Bambu.

Most read articles by the same author(s)