GAYA SENI ARCA MASA KᾹḌIRI: STUDI TERHADAP ARCA CANDI GURAH DAN CANDI TONDOWONGSO

Main Article Content

Sukawati Susetyo
Ashar Murdihastomo
Agustijanto Indradjaja
Dimas Nugroho

Abstract




In the archaeology Hindu-Buddhist era in Indonesia, there are several known art styles temple building architecture and statue art: Early Classical Era and Late Classical Era. In more detail, that several eras can be described that Early Classical Era developed during the Old Mātaram era with the center of its reign at Central Java, and Late Classical Era Style developed during Kāḍiri/Siŋhasāri and Majapahit with the center of its reign at East Java. Late Classical Era Style divided into two subs, Kāḍiri/Siŋhasāri and Majapahit. Kāḍiri as an early dynasty in East Java not yet known clearly what the special characteristic style of its temple is building architecture and its statue art, and only been told that the Kāḍiri Era Style is the connecting line between Early Classical Era Style and Late Classical Era. This essay intends to find out special characteristics of the Kāḍiri Era Style (transition art style). For this reason, the research was carried out on statues comes from Gurah Temple and Tondowongso Temple, both temples knew the date, with relative dating method or absolute dating method. From this iconographic research in detail will describe parts of the statues, from then will obtain several features that always appear, and that’s characteristics are considered as a strong characteristic from statues from Kāḍiri Era Style.


Dalam arkeologi masa Hindu Buddha di Indonesia, dikenal gaya seni arsitektur bangunan candi dan seni arca masa Klasik Tua dan Klasik Muda. Dapat dijabarkan secara lebih rinci bahwa seni Klasik Tua berkembang pada masa Mātaram Kuna dengan pusat pemerintahan di Jawa bagian Tengah, sedangkan Seni Klasik Muda berkembang pada masa Kāḍiri/Siŋhasāri dan Majapahit dengan pusat pemerintahan di Jawa Timur. Seni Klasik Muda terbagi menjadi dua, yaitu Kāḍiri/Siŋhasāri dan Majapahit. Kāḍiri sebagai suatu dinasti awal di Jawa Timur belum diketahui secara jelas apa saja ciri-ciri khusus, seni bangun candi maupun seni arca, dan hanya dikatakan bahwa gaya seni masa Kāḍiri adalah benang merah yang menghubungkan antara gaya seni Klasik Tua dengan gaya seni Klasik Muda. Tulisan ini bertujuan mengetahui ciri-ciri khusus arca-arca masa Kāḍiri (gaya seni peralihan). Untuk itu, perlu dilakukan penelitian terhadap arca-arca yang berasal dari Candi Gurah dan Candi Tondowongso. Kedua candi tersebut sudah diketahui pertanggalannya, baik secara relatif maupun absolut, yaitu dari masa Kāḍiri. Melalui penelitian ikonografi secara mendetil terhadap bagian-bagian arca didapatkan beberapa ciri yang selalu muncul, dan ciri tersebut dianggap sebagai ciri kuat arca-arca masa Kāḍiri.




Article Details

How to Cite
Susetyo, S., Murdihastomo, A., Indradjaja, A., & Dimas Nugroho. (2023). GAYA SENI ARCA MASA KᾹḌIRI: STUDI TERHADAP ARCA CANDI GURAH DAN CANDI TONDOWONGSO. KALPATARU, 30(1), 1–24. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2697
Section
Articles

References

Kieven, Lidya. 2003. “The Architecture and Art of Ancient Eat Java.” Dalam Worshipping Siva and Buddha The Temple Art of East Java, edited by and Lydia Kieven Ann R. Kinney, Marijke J. Klokke, 29–40. Honolulu: University of Hawai’i Press.

Krom, N.J. 1912. “De Beelden van Tjandi Rimbi.” Dalam T.B.G. 54, 470-486.

Levine, Morton H. 1968. “Prehistoric Art and Ideology.” Dalam Readings in Anthropology Vol. II. Cultural Anthropology., edited by Y. Crowell Company. New York.

Mayer Schapiro. 1970. “Style.” Dalam Anthropology Today, edited by A.L. Kroeber, 278-302. Chicago: University of Chicago Press.

Mills, George. 1971. “Art: An Introduction to Qualitative Anthropology.” Dalam Anthropology and Art: Readings in Crosscultural Aesthetics, edited by Charlotte M. Otten, 88–92. New York: The Natural History Press.

Munandar, Agus Aris. 1990. “Kegiatan Keagamaan di Pawitra Gunung Suci di Jawa Timur Abad Ke-14-15.” Universitas Indonesia.

———. 2011. Catuspatha Arkeologi Majapahit. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Mundardjito. 1986. “Penalaran Induktif-Deduktif dalam Penelitian Arkeologi di Indonesia.” Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV.

Paramadhyaksa, I Nyoman, I Gusti Agung bagus Suryada dan Ida Bagus Primayatna. 2013. “Konsepsi Oposisi Biner dalam Pengarcaan Pasangan Arca Dwarapala pada Kori Agung Di Bali.” Forum Arkeologi Vol. 26 No: 153–68.

Piriya, Kraikish. 1977. Art Style in Thailand: A Selection from National Province Museum, and an Essay in Conceptualization. Edited by Department of Fine Arts. Bangkok.

Rao, T.A. Gopinatha. 1904. Elements Oh Hindu Iconography. I–II. Madras: The Law Printing House.

Riyanto, Sugeng, Heri Priswanto, Rita Istari. 2015. “Situs Tondowongso: Keruangan, Kronologi dan Lingkungan. BPA No. 29.” Yogyakarta.

Sandiyasa, I Ketut. 2018. “Refleksi dan Dekonstruksi Teori Oposisi Biner dalam Tradisi Hindu Masyarakat Bali.” Pangkaja: Jurnal Agama Hindu 21 No. 1: 68–73. https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PJAH/article/view/544.

Sedyawati, Edi. 1978. “Kesatuan Gaya Seni Arca antara Candi Rara Jonggrang dan Candi Plaosan Lor.” Majalah Arkeologi Th. i (No. 3): 23–53.

———. 1980. “Pemerincian Unsur dalam Satyawati Suleiman (Dewan Redaksi), Analisa Seni Arca.” In Pertemuan Ilmiah Arkeologi, 208–32. Jakarta: PT. Rora Karya.

———. 1994. Pengarcaan Ganesa Masa Kadiri dan Singhasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian. LIPI-RUL. Jakarta: Ecole Francaise d’Extreme-Orient, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Rijkuniversiteit te Leiden.

Soekmono, R. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Edisi ketiga. Yogyakarta: Kanisius.

Soekmono, R. 1998. Gurah, The Link Between The Central and The East-Javanese Arts. Bulletin of the Archaeological Institute of the Republic of Indonesia No. 6. Kedua, Cet. “Jajasan Purbakala” (Archaeological Foundation) with the aid of the John D. Rockefeller the 3rd fund.: “Jajasan Purbakala” (Archaeological Foundation) with the aid of the John D. Rockefeller the 3rd fund.

Soeroso, M.P. 2001. “Perempuan dan Seni.” Dalam Dinamika Perempuan Nusantara, 1–10. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat Jabotabek.

Sri Hardiati, Endang. 1993. “Arca Tidak Beratribut Dewa di Bali: Sebuah Kajian Ikonografis dan Fungsional.” Universitas Indonesia.

Suleiman, Satyawati. 1979. “Penelitian Sejarah dan Sejarah Kesenian.” Dalam Pra Seminar Penelitian Sriwijaya, 85–94. Jakarta: Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional.

Susetyo, Sukawati, Agustijanto Indradjaya, Ashar Murdihastomo, Dimas Nugroho, Sri Wasisto, Tohari Ahmad, Tyas Dena Dusita. 2020. “Gaya Seni Arca Masa Kᾱdiri: Studi terhadap Arca-Arca Koleksi Museum Nasional dan BPCB Jawa Timur.” Jakarta.

Tanudirdjo, Daud Aris. 1988. “Ragam Metode Penelitian Arkeologi dalam Skripsi Karya Mahasiswa Arkeologi Universitas Gadjah Mada.” Yogyakarta.

Tim Penelitian Ikonografi Kadiri-Singhasari. 2008. “Penelitian Ikonografi Masa Kadiri-Singhasari di Wilayah Kabupaten Kediri dan Malang, Provinsi Jawa Timur.” Jakarta.

Utomo, Bambang Budi. 2016. Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca Di Sumatera. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Utomo, Bambang Budi dan Nik Hassan Shuhaimi Nik Abd. Rahman. 2013. “Arca-Arca Berlanggam Śailendra di Luar Tanah Jawa.” Amerta Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi 31 (1): 1-24. https://doi.org/https://doi.org/10.24832/amt.v31i1.148.

Utomo, Danang Wahju. 2007. “Penggalian Penyelamatan Situs Tondowongso Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.” Trowulan.

Winaya, Atina dkk. 2019. “Gaya Seni Ikonografi Mataram Kuno Dan Persebarannya di Jawa, Sumatra, dan Semenanjung Malaysia: Indikasi Aktivitas Kemaritiman Nusantara Pada Abad Ke-8–10 Masehi.” Jakarta.