GANESHA TANPA MAHKOTA DALAM PUSARAN RELIGI MASYARAKAT JAWA KUNA (Sebuah Kajian Permulaan)

Main Article Content

Ashar Murdihastomo

Abstract

The Ganesha statue without a crown is one of the unique depictions of archeological remains in Indonesia. These statues can be found in several areas such as Temanggung, Pekalongan, the National Museum, and Yogyakarta. This uniqueness is a reason to be appointed in an initial assessment. This is because no one has ever discussed this topic. Therefore, the challenge to be raised on this occasion is about the Ganesha in the community regarding their portrayal in the form without a crown? The objective to be achieved from this discussion is a discussion of Javanese society related to the previous discussion. In answering these questions, qualitative research methods are used by taking secondary data from a literature review. The approach used in this review discusses the iconology proposed to explain the background of phenomena that occur through related stories or mythologies. Through an analysis of the results, offering three initial responses to the crownless Ganesha statue, related to the story of Ganesh who prevented Ravana from bringing Atmalinga to Lanka, the spread of Gupta art in Southeast Asia, and related to traditions outside the palace.


Arca Ganesha tanpa mahkota merupakan salah satu bentuk penggambaran unik dari tinggalan arkeologi di Indonesia. Keberadaannya diketahui terdapat di beberapa wilayah seperti Temanggung, Pekalongan, dan Museum Nasional. Keunikan tersebut menjadi alasan untuk diangkat dalam sebuah kajian permulaan. Hal ini dikarenakan belum pernah ada kajian yang membahas topik tersebut. Oleh karena itu, permasalahan yang coba diangkat pada kesempatan ini adalah bagaimana posisi dewa Ganesha di lingkungan masyarakat pada penggambarannya dalam wujud tanpa mahkota? Tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui pandangan masyarakat jawa Kuno terkait dengan keberadaan arca tersebut. Dalam upaya menjawab permasalahan tersebut, digunakan metode penelitian kualitatif dengan mengambil data sekunder dari kajian pustaka. Pendekatan yang digunakan pada kajian ini adalah pendekatan ikonologi, yang berusaha untuk menjelaskan latar belakang keberadaan fenomena tersebut melalui kisah atau mitologi yang terkait. Melalui hasil analisis, diperoleh tiga asumsi awal terhadap keberadaan arca Ganesha tanpa mahkota, yaitu terkait dengan kisah Ganesha yang mencegah Rahwana membawa Atmalinga ke Lanka, terkait dengan persebaran gaya seni Gupta di Asia Tenggara, dan terkait dengan tradisi luar keraton.

Article Details

How to Cite
Murdihastomo, A. (2023). GANESHA TANPA MAHKOTA DALAM PUSARAN RELIGI MASYARAKAT JAWA KUNA (Sebuah Kajian Permulaan). KALPATARU, 29(1), 1–14. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2687
Section
Articles

References

Agarwal, Ruchi. 2018. “Ganesa in the Hindu Pantheon.” Dalam Hinduism and Tribal Religions, Encyclopedia of Indian Religions, edited by Madhu Jain, Pankaj; Sherma, Rita D; Khanna, 1–2. Dordrecht: Springer Netherlands.

Agrawala, Prithvi K. 1977. Gupta Art. Varanasi: Prithivi Prakashan.

Angel, M. Anusha. 2019. “The Gupta Art.” International Journal of Basic and Applied Research 9 (3): 408–13.

Art, Philadelphia Museum of. n.d. “Dancing Ganesha.” Accessed February 25, 2020.

https://www.philamuseum.org/doc_downloads/education/object_resources/66543.pdf.

Bagus, A.A. Gde. 2015. “Arca Ganesa Bertangan Delapan Belas di Pura Pingit Melamba Bunutin, Kintamani, Bangli.” Forum Arkeologi 28 (1): 25–34.

Boechari. 2012. Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Brown, Julian Richard. 2013. “The Field of Ancient Cham Art in France: A 20th Century Creation: A Study of Museological and Colonial Contexts From the Late 19th Century to the Present.” University of London.

Bühnemann, Gudrun. 1955. Tantric Forms of Gaņeśa: According to the Vidyārņavatantra. New Delhi: D.K. Printworld (P) Ltd.

Kumaran, Tamarapu Sampath. n.d. “Ganesha.” Cincinnatitemple.Com.

Mundarjito. 2002. Pertimbangan Ekologis: Penempatan Situs Masa Hindu-Buddha Di Daerah Yogyakarta. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Pradnyawan, Dwi. 2019. “Kisah Tiga Candi Siwa Di Jawa.” Dalam Kuasa Makna: Perspektif Baru dalam Arkeologi Indonesia, edited by Daud Aris Tanudirjo. Yogyakarta: Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Rajivkulkarni. 2012. “The Atma Linga or The Essence of Shiva-The Story of Murudeshwar.” Shivshankar.In. diakses dari https://www.shivshankar.in/the-atma-linga-or-the-essence-of-shiva-the-story-of-murudeshwar/ pada tanggal 14 Mei 2020.

Redig, I Wayan. 1992. “A Comparative Study of Ganesa Images from India and Indonesia (From Circa 7th to 15th Century A.D.).” Panjab University.

Rema, Nyoman. 2014. “Arca Ganesa Dalam Sikap Swastikasana.” Sangkhakala 17 (2): 55–168.

Satari, Soejatmi; Darmosoetopo, Riboet; Sukardjo, Agung; Soesanto. 1977. “Laporan Hasil Survai Kepurbakalaan Di Daerah Jawa Tengah Bagian Utara Kabupaten Pekalongan, Batang, Dan Kendal.” Jakarta.

Sedyawati, Edi. 1994. Pengarcaan Gaņeśa Masa Kadiri Dan Siŋhasāri: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian. Jakarta: LIPI-Rul.

Sethumadhavan, T.N. 2012. “Ravana, Atma-Linga, and Murdeswara.” 2012. https://www.esamskriti.com/e/CULTURE/Ravana,-Atma~Linga-and-Murdeshwara-1.aspx.

Soebroto, Bambang Gatot. 2012. “Kajian Estetika Yang Beda Relief Candi Jawa Timur.” Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung 2 (2): 14–27.

Soekmono. 1974. “Candi: Fungsi Dan Pengertiannya.” Universitas Indonesia.

Sumerata, I Wayan dan Basudewa, Gede Yadhu. 2016. “Arca Bercorak Siwaistis Di Kota Denpasar, Bali.” Forum Arkeologi 29 (2): 93–104.

Utomo, Bambang Budi. 2016. Pengaruh Kebudayaan India Dalam Bentuk Arca Di Sumatra. Jakarta: Yasayan Pustaka Obor Indonesia.

Bala-Ganapati of Gokarn, http://www.kamat.com/kalranga/festive/ganesh/3068.htm, diakses pada tanggal 28 Februari 2020.

Sethumadhavan T.N. 2012. Ravana, Atma-linga and Murdeswara diakses dari https://www.esamskriti.com/e/CULTURE/Ravana,-Atma~Linga-and-Murdeshwara-1.aspx, pada tanggal 1 Maret 2020.

Dewi Sundari. T.T. Busana Jawa Kuno, Seperti Apa? https://www.dewisundari.com/busana-jawa-kuno-seperti-apa/, diakses pada tanggal 2 Maret 2020.

Hesselink, Katinka. Tanpa tahun. Ganesha. http://www.katinkahesselink.net/india/ganesha-kunst.html, diakses pada tanggal 22 Februari 2020.

T.N. T.T. Geger! Baru saja Ditemukan, Arca Ganesha Zaman mataram Kuno Hilang Tanpa Jejak. Diakses dari https://jogja.tribunnews.com/2018/04/05/geger-baru-saja-ditemukan-arca-ganesha-zaman-mataram-kuno-hilang-tanpa-jejak?page=all, pada tanggal 22 Februari 2020.

T.N. T.T. Ganesha the Elephant Headed-God: The God of Wisdom, diakses dari http://www.testimonios-de-un-discipulo.com/GANESHA-THE-ELEPHANT-HEADED-GOD-THE-GOD-OF-WISDOM.pdf, pada tanggal 20 Februari 2020.

T.N. T.T. To Ganesh is to Begin. Diakses dari https://kamat.org/picture.asp?name=3068.jpg, pada tanggal 21 Februari 2020.

Widhi, Prasetiyo. 2015. Museum Jawa Tengah Ronggowarsito. Diakses dari https://megonoholic.wordpress.com/2015/02/12/museum-jawa-tengah-ronggowarsito/, pada tanggal 21 Februari 2020.