SIFAT PEMESINAN LIMA JENIS KAYU ASAL RIAU

Main Article Content

Achmad Supriadi
Abdurachman

Abstract

Wood machining is one of important utilization properties, especially for lesser known wood species. This paper
determines the machining properties and possible utilization of punak (Tetramerista glabra Miq.), meranti bunga
(Shorea teysmanniana Dryer ex Brandis), mempisang (Alphonsea spp.), suntai (Palaquium burckii H.J.L.),
and pasak linggo (Aglaia argentea Blume) originated from Riau Province. The tests were conducted based on the
modified testing standard of ASTM D-1666-64. Twenty samples of each species were machining tested for the work
of planing, shaping, boring, turning, and sanding. Visual observation was performed using loupe 10x magnification.
Research revealed that planing, shaping, boring, turning and sanding properties were significantly influenced by wood
species. Punak and pasak linggo had good and very good machining properties. Mempisang had a wide range machining
properties from poor to very good, while meranti bunga had poor to good machining properties. Lastly, suntai had
a moderate to good machining properties. Regression analysis showed that higher specific gravity resulted in better
machining properties. Wood with good to very good categories could be suggested as raw materials for various products.
Mempisang and meranti bunga should be carefully handled, particularly in boring and turning processes.

Article Details

How to Cite
Achmad Supriadi, & Abdurachman. (2025). SIFAT PEMESINAN LIMA JENIS KAYU ASAL RIAU. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 36(2), 85–100. https://doi.org/10.20886/jphh.2018.36.2.85-100
Section
Articles

References

Abdurachman, A.J. & S. Karnasudirdja. (1982). Sifat pemesinan kayu-kayu Indonesia. Bogor.

Asdar, M. (2009). Sifat pemesinan tiga jenis kayu asal Sulawesi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 27 (2), 154–166.

Asdar, M. (2010). Sifat pemesinan kayu surian dan kepayang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 28(1), 18–28.

Balfas, J. (2010). Jenis kayu alternative untuk pertukangan. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pengolahan Jati Cepat Tumbuh dan Kayu Pertukangan Lainnya. (pp. 98–107).

Balfas, J. (2011). Penanggulangan masalah serat berbulu pada kayu labu (Endospermum spp.) sebagai bahan baku pensil. Penelitian Hasil Hutan, 29(1), 78–85.

Belleville, B., Ashley, P., & Ozarska, B. (2016). Wood machining properties of Australian plantation-grown Eucalypts. Maderas, Cienc. Tecnol., 18(4).

Departemen Kehutanan. (2009). Statistik Kehutanan Indonesia. Jakarta.

Hendradi, T. C. (2012). Statistik six sigma dengan Minitab. Panduan cerdas inisiatif kualitas. Yogyakarta: Andi Offset.

KAMH. (2015). Seri Laporan Tren Kehutanan, Perdagangan dan Keuangan Kehutanan. Jakarta.

Learch, E. (1995). Pengerjaan kayu secara maksimal. Yogyakarta: Kanisius.

Malik, J. & O. R. (2002). Sifat pemesinan lima jenis kayu dolok diameter kecil dari Jambi. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 20(5), 401–412.

Purnamawati, R., Wahyudi, I., & Priadi, T. (2014). Sifat pemesinan dan finishing kayu maniani (Flindersia pimenteliana F.v.Muell). In Prosiding Seminar Nasional MAPEKI XVI (hal. 52-57). (pp. 52–57). Balikpapan.

Rachman, O & Malik, J. (2011). Penggergajian dan Pemesinan Kayu untuk Industri Perkayuan Indonesia. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan.

Rianawati, H., Siswadi & Setyowati, R. (2015). (2015). Perbedaan sifat pemesinan kayu timo (Timonius sericeus (Desf) K. Schum dan kabesak (Acacia leucophloea (Roxb.) Willd. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 4(2), 185–192.

Sofuoglu, S. D., & Kurtoglu, A. (2014). Some machining properties of 4 wood species grown in Turkey. Journal of Agriculture and Forestry, 38, 420–427.

Sucipto, T. (2009). Pengerjaan kayu dan sifat pemesinan kayu. Medan: Fakultas Pertanian, USU.

Sudjana. (2006). Desain dan analisis eksperimen. Bandung: Tarsito.

Supriadi, A., & Rachman, O. (2002). Sifat pemesinan empat jenis kayu kurang dikenal dan hubungannya dengan berat jenis dan ukuran pori. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 20(1), 70–85.

Supriadi, A., & Rachman, O. (2003). Hubungan sifat pemesinan dengan berat jenis dan jumlah pori empat jenis kayu kurang dikenal asal Kalimantan Timur. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 21(2)(175–188).

Suranto, Y. (2012). Aspek kualitas kayu dalam konservasi dan pemugaran cagar budaya berbahan kayu. Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 6(1), 87–93.

Sutcu, A. (2013). Investigation of Parameters Affecting Surface Roughness in CNC Routing Operation on Wooden EGP. BioResources, 8, 795–805.

Utama, A.P., Sulaeman, R & Sribudiani, E. (2016). Sifat pengerjaan kayu meranti merah (Shorea leprosula Miq.) dan jelutung (Dyera polyphylla Miq.) untuk bahan baku mebel. Jom Faperta, 3(1), 1–11.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >> 

Similar Articles

<< < 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.