PENGEMBANGAN KAWASAN. DAN KEPARIWISATAAN SITUS KOMPLEKS PERCANDIAN BUMIAYU
Main Article Content
Abstract
Bumiayu Temple Complex Site is located at Bumiayu Village, Tanah Abang District, Muara Enim Regency, South Sumatra. The very vast temple complex with Hindu characteristics is impossible to be investigated without careful research plan. Furthermore, utilization of Bumiayu site for religious, social, tourism, education, science, technology, and cultural purposes must comply with proper rules and guidelines.
Situs Kompleks Percandian Bumiayu yang terletak di Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. Kompleks Percandian bercirikan agama Hindu ini yang sangat luas tidak mungkin diteliti tanpa perencanaan penelitian yang matang. Selain itu Pemanfaatan Situs Bumiayu untuk kepentingan agama, sosial, parawisata, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan harus mengikuti kaidah-kaidah dan rambu-rambu yang berlaku.
Article Details
This work is licensed under CC BY-NC-SA 4.0
Authors whose articles are getting published must agree with the following rules:
- Publication rights for all contents published in Kalpataru Journal (printed and online versions) belong to The Board of Directors with acknowledgment of the authors (morale right still belongs to the author)
- Legal formal regulation for digital access to electronic journal follows the rule of Creative Commons license Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), which means Kalpataru Journal is a non-commercial publication, holds the right to keep, format, and manage the articles into the database, maintain, and publish articles
- Published articles both in printed and online versions are accessible for all purposes of education, research, and library archives. The board of directors is not responsible for any violations of the copyrights outside those purposes.
References
Anonim. Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya Bab VII Pelestarian, Bagian Keempat Pemanfaatan, Pasal 85 (1). Jakarta: Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Bosch, F.D.K. 1930. “Verslaag vaan een reis door Sumatra”, OV: 133-157.
Brandes, J.L.A. 1904. “ Toelichting op het Rapport van den Controleur der On¬der¬afdeeling Lematang Ilir van de in die Streek Aangetroffen Oud¬he¬den” dalam TBG. XLI Bijlage
VI; Knaap, A.J. 1904. “Rapport van den Controleur der inderafdeeling Lematang Ilir van de in de Lematang streek tuschen Benakat en Modong aan getroffen oudheden”, NBG 42. Bijlage V.
Dradjat, Hari Untoro. 1992. “Pelestarian dan Pemanfaatan Situs”, makalah dalam Diskusi Ilmiah Arkeologi ke-8 yang diselenggarakan tanggal 6-7 Juli 1992 di Jakarta.
ICOMOS. 1990. Guidelines for the Management of World Cultural Heritage Sites.
Schnitger, F.M. 1937. The Archaeology of Hindoo Sumatra. Leiden: E.J. Brill.
Soejatmi Satari. 2001. “Sebuah situs Hindu di Sumatra Selatan: Temuan kelompok candi dan arca di Bumiayu”, Makalah dalam Seminar 25 tahun Kerjasama Perancis di Bidang Penelitian Kebudayaan di Asia Tenggara Kepulauan, Palembang, 16-18 Juli 2001.
Spillane, J. James. 1987. Pariwisata Indonesia: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius.
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Tombrink, E.P. 1870. “Hindoe-monumenten in de Bovenlanden van Palembang als Bron van Geschie-kundig Onderzoek”, TBG XIX.