PENATAAN RUANG DALAM RANGKA PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA: KAJIAN KOTA KUNO BANTEN LAMA

Main Article Content

Yosua Adrian Pasaribu

Abstract

The old city of Banten Lama was an international port city developed in the 16-18th century AD. This old city, which once was the capital city of one of Indonesian Great Kingdom who has an ambassador in the Great Britain, can still be reconstructed based on the trace of monuments left scattered on the site at Kasemen District, Serang City. The preservation planning of this cultural heritage of an ancient city fits with the regional planning. Problems with this region heritage are the proximity between heritages and houses or shops and destructive activities. The data of spatial problems has never been mapped with a measured method. Spatial planning in this heritage area was done by aerial photography mapping. This paper reviews the use of the aerial photography method in planning for the preservation of space for cultural heritage areas. This method shows the existing condition of heritage buildings and sites that have proximity with houses, roads, and shops. This study shows that the preservation of the ancient city of Banten Lama can be done by providing substitutes for green open spaces for people who have been using cultural heritage sites for general recreational purposes, encouraging the development of settlements outside cultural heritage areas, and involving the community in community empowerment in the use of cultural heritage in harmony with preservation.


Kota Kuno Banten Lama merupakan kota pelabuhan internasional yang berkembang pada abad 16-18 M. Ibu kota kerajaan tradisional Indonesia yang memiliki duta besar di Inggris ini masih dapat direkonstruksi berdasarkan monumen-monumen yang tersebar di wilayah Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Pelestarian kawasan kota kuno bersinggungan dengan penataan ruang di wilayah tersebut. Permasalahan dalam pelestarian situs dan bangunan cagar budaya di Banten adalah kedekatan jarak antara cagar budaya dengan permukiman atau pertokoan dan pemanfaatan yang tidak selaras dengan pelestarian. Data permasalahan keruangan tersebut belum pernah dipetakan dengan metode yang terukur. Tulisan ini mengulas mengenai penggunaan metode foto udara dalam perencanaan pelestarian ruang kawasan cagar budaya. Metode tersebut dapat memperlihatkan kondisi eksisting situs dan bangunan cagar budaya yang bersinggungan dengan permukiman, jalan, dan pertokoan. Kajian menunjukkan bahwa pelestarian kota kuno Banten Lama dapat dilakukan dengan menyediakan pengganti lapangan terbuka hijau bagi masyarakat yang selama ini menggunakan situs-situs cagar budaya sebagai sarana rekreasi umum, mendorong pembangunan permukiman di luar kawasan cagar budaya, dan melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan cagar budaya yang selaras dengan pelestarian. 

Article Details

How to Cite
Pasaribu, Y. A. (2023). PENATAAN RUANG DALAM RANGKA PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA: KAJIAN KOTA KUNO BANTEN LAMA. KALPATARU, 28(2), 17–32. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2683
Section
Articles

References

Amalia, Rizkia. 2017. “Masjid Pacinan Tinggi, Hancur Atau Belum Selesai?,” A385–92. https://doi.org/10.32315/sem.1.a385.

Baagil, Mariyam Yasmin. 2017. “Revival of the Old City of Banten.” Politecnico Di MIlano. https://issuu.com/yasminbaagil/docs/revival_20of_20the_20old_20city_20o.

Boontharm, Dinar. 2003. “The Sultanate of Banten AD 1750-1808: A Social and Cultural History.” University of Hull. https://hydra.hull.ac.uk/assets/hull:5665a/content.

Guillot, Claude. 2008. Banten Sejarah Dan Peradaban Abad X-XVII. Edited by Daniel Perret. Kepustakaan Populer Gramedia, Ecole Francaise d’Extreme-Orient. https://doi.org/10.17510/wjhi.v14i1.55.

Janssen, Joks, Eric Luiten, Hans Renes, and Jan Rouwendal. 2014. “Heritage Planning and Spatial Development in the Netherlands: Changing Policies and Perspectives.” International Journal of Heritage Studies 20 (1): 1–21. https://doi.org/10.1080/13527258.2012.710852.

Lombard, Denys. 2008. “Nusa Jawa: Silang Budaya (Jaringan Asia).” In Le Carrefour Javanais.

Michrob, Halwany. 1987. “A Hypothetical Reconstruction of the Islamic City of Banten, Indonesia.” University of Pennsylvania, Philadelphia, PA. http://repository.upenn.edu/hp_theses/243.

Raffles, Sir Thomas Stamford. 1910. History of Java. Vol. I. London: John Murray, Albermarle-Street. https://www.academia.edu/38060707/The_History_of_Java._Volume_I._Sir_Thomas_Stamford_Raffles._1830.P-000177.pdf?auto=download.

Saefullah, Asep. 2018. “Masjid Kasunyatan Banten: Tinjauan Sejarah Dan Arsitektur.” Jurnal Lektur Keagamaan 16 (1): 127. https://doi.org/10.31291/jlk.v16i1.486.

Wibisono, S.C. 2013. “Irigasi Tirtayasa : Teknik Pengelolaan Air Kesultanan Banten Abad Ke-17.” Amerta 32, no.1 (Juni): 54–68. https://doi.org/10.24832/amt.v31i1.153.