PENGELOLAAN SUMBER DAYA ARKEOLOGI DI PULAU HARUKU DAN SAPARUA, KABUPATEN MALUKU TENGAH

Main Article Content

Karyamantha Surbakti

Abstract

The management of cultural heritage in various parts of Indonesia is still a major issue that is often used in many studies of Cultural Resource Management. Problems that arise often intersect with matters of identity, authenticity, and authority that directly target the cultural heritage. The three things mentioned above are significant in seeing the root of the problem, about how cultural heritage with physical appearances has not been included in the list of cultural heritage. This research is an exploratory survey conducted in Haruku and Saparua Islands, or known locally as Lease Islands. The purpose of this study is to share about public archaeology to the community and stakeholders, based on the management issues in several old mosques and colonial heritage fortresses in Haruku and Saparua Islands. The method used in this study was by collecting data in the form of photographs and geographical degrees, as well as conducting interviews with local people. The result of this research hopefully will benefit the community and stakeholders when doing archaeological management system of those heritage buildings.


Permasalahan pengelolaan tinggalan warisan budaya (heritage) di berbagai wilayah Indonesia menjadi isu utama yang kerap digunakan dalam banyak studi culture resource management. Permasalahan yang muncul sering bersinggungan dengan hal identitas, otentisitas, dan otoritas yang langsung menyasar warisan budaya tersebut. Ketiga hal yang disebutkan di atas tersebut sering menjadi hal ikhwal dalam melihat akar permasalahan, bagaimana suatu warisan budaya, terutama yang berupa bangunan belum dimasukkan dalam daftar cagar budaya. Penelitian ini bersifat survei eksploratif yang dilakukan di Pulau-pulau Lease, yaitu Haruku dan Saparua. Tujuan penelitian ini untuk mendistribusikan pengetahuan arkeologi, khususnya pemahaman arkelogi publik. Metode penelitian yang dilakukan di lapangan adalah pengumpulan data berupa foto, keletakan geografis, dan pengumpulan data oral hasil wawancara terhadap informan secara kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh adalah berkenaan otentisitas Masjid Tua Rohomoni, Benteng New Zelandia di Pulau Haruku, dan Duurstede di Pulau Saparua yang masih cukup terjaga keasliannya karena masyarakat dan stakeholder lain di sekitar situs menganggap semua bangunan tersebut bernilai penting yang harus dikelola dengan sistem manajemen arkeologi yang berbasis nilai penting pula.

Article Details

How to Cite
Surbakti, K. (2023). PENGELOLAAN SUMBER DAYA ARKEOLOGI DI PULAU HARUKU DAN SAPARUA, KABUPATEN MALUKU TENGAH. KALPATARU, 29(2), 101–116. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2694
Section
Articles

References

Adimihardja, Kusnaka, dan Harry Hikmat. 2003. Participatory Research Appraisal: Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Ardika. 2011. “Pariwisata Minat Khusus Berbasis Arkeologi.” Arkeologi untuk Publik. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

Ashworth, G.J., Brian Graham, dan J.E. Tunbridge. 2008. “Pluralising Pasts: Heritage, Identity and Place in Multicultural Societies.” Choice Reviews Online 46 (03): 46-1625-46–1625. https://doi.org/10.5860/choice.46-1625.

Bandura, Albert. 1977. Social Learning Theory. New Jersey: Prentice-Hall.

Bond, S., dan D. Worthing. 2016. Managing Built Heritage The Role of Cultural Values and Significance. John Wiley & Sons.

Handoko, Wuri. 2013. “Karakteristik Arsitektur Masjid Kuno dan Perkembangan Islam di Maluku.” Amerta 31 (1).

Karyamantha, Surbakti dan Deni Sutrisna. 2018. “Laporan Penanggulangan Kasus Pengelolaan Tinggalan Kolonial di Pulau Haruku dan Saparua.” Ambon: Balai Arkeologi Maluku.

Mansyur, Syahruddin. 2006. “Sistem Pertahanan di Maluku Abad XVII-XIX (Kajian Terhadap Pola Sebaran Benteng).” Kapata Arkeologi 2 (3): 47.

———. 2014. “Sistem Perbentengan dalam Jaringan Niaga Cengkih Masa Kolonial di Maluku.” Kapata Arkeologi 10 (2): 85–98.

Moleong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Narayanasamy. 2009. Participaotry Rural Appraisal Principles, Methods and Aplication. New Delhy: SAAGE Publications India Pvt Ltd.

Smith, Laurajane. 2006. Uses of Heritage. First Edit. New York: Routledge.

Sullivan, dan Pearson. 2006. Looking After Heritage Places: The Basic of Heritage Planning for Managers, Landowners and Administrator. Melbourne: Melbourne University Press.

Victor Middleton. 1994. “Vision, Strategy and Coorporate Planning; an Overview.” In Manual of Heritage Management, edited by Richard Harisson. Wellington.

Peraturan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.