BINA KAWASAN DI NEGERI BAWAH ANGIN: DALAM PERNIAGAAN KESULTANAN BANTEN ABAD. KE-15--17

Main Article Content

Sonny C. Wibisono

Abstract

This paper gives attention to an area called “the land below the wind”. As is well understood by historians, the area is part of a trade network between Southeast Asian population that successfully marked economic growth and civilization in the region in 15-17 centuries CE. The broadness of coverage and intelligibility of this area raises questions on how to achieve it. Realm of historical archaeological study of this period, which is expected to make sense of this era, has not really aimed revealing it, despite the considerable amount of research carried out on site. Research synthesis, which departed from the state of sultans as part of the region, is considered a way that can be used to achieve it. Affairs of the Sultanate of Banten, which has been studied quite a lot in terms of history and archeology, are used as a case to see how the commercial region in this country was built by the sultans through their economic-political strategy. Regional development strategy of the Sultanate was done through territorial conquest, relocation of the capital city from the interior to the coast, the development of the port city of Banten Lama, reinforcement and expansion of the area of pepper, a new urban development, and revitalization of agriculture in Tirtayasa region


Tulisan ini memberi perhatian pada sebuah kawasan yang disebut “tanah di bawah angin”. Seperti sudah dipahami sejarawan, kawasan yang dimaksud merupakan jalinan niaga antar penduduk Asia Tenggara yang berhasil menandai pertumbuhan ekonomi dan peradaban di kawasan ini pada abad ke-15--17. Luasnya cakupan dan kejelasan wilayah ini menimbulkan soal untuk mencapainya. Ranah studi arkeologi sejarah dari masa ini, yang diharapkan dapat memaknai zaman ini, belum cukup diarahkan untuk mengungkapkannya, meskipun sudah cukup banyak penelitian situs dilakukan. Penelitian sintesis yang bertolak dari negeri para sultan sebagai bagian dari kawasan ini merupakan cara yang dipandang dapat digunakan untuk mencapainya. Negeri Kesultanan Banten yang sudah cukup banyak diteliti dari segi sejarah dan arkeologi digunakan sebagai kasus untuk melihat bagaimana kawasan niaga di negeri ini dibangun oleh para sultan melalui strategi politik ekonomi mereka. Upaya bina kawasan Kesultanan ini antara lain dilakukan mulai dari penguasaan wilayah, pemindahan ibu kota dari pedalaman ke pesisir, pengembangan kota pelabuhan Banten Lama, penguatan dan perluasan wilayah lada, pembangunan kota baru dan revitalisasi pertanian di wilayah Tirtayasa. 

Article Details

How to Cite
Wibisono, S. C. (2023). BINA KAWASAN DI NEGERI BAWAH ANGIN: DALAM PERNIAGAAN KESULTANAN BANTEN ABAD. KE-15--17. KALPATARU, 22(2), 111–122. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2605
Section
Articles

References

Ambary, Hasan. 1996. Masyarakat dan Budaya Banten: Kumpulan karangan Arkeologi, Sejarah, Sosial dan Budaya. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Bronson, Bennet. 1977. “Exchange at upstream and downstream end: Note toward a functional model of the coastal state of Southeast Asia”, dalam Karl Hutterer (ed.). Economics Exchange and Social Interaction in Southeast Asia. An Arbor: University Michigan.

Cortesao, Armando. 2010. The Suma Oriental of Tomé Pires: An Account of the East, from the Red Sea to Japan, Written in Malacca and India in 1512-1515, and the Book of Francisco Rodrigues, Rutter of a Voyage in the Red Sea, Nautical Rules, Almanack and Maps, Written and Drawn in the East Before 1515. London: Hakluyt Society

Evers, Hans-Dieter. 1988. “Traditional Trading Networks of Southeast Asia”: Archipel, Vol 35: 89-100. Paris: École française d’Extrême-Orient

Guillot, C Nurhakim, Wibisono. 1994. Banten avant l’Islam, Etude archeologique de Banten Girang (Java-Indonesia) 932? -1526

Guillot, Claude. 2008. Banten Sejarah dan Peradaban Abad X–XVII. Jakarta: Puslit Arkenas-ÉFEO

Guillot, Claude. 1997. Banten Sebelum Zaman Islam: Kajian Arkeologis di Banten Girang 932?-1526. Jakarta: Puslit Arkenas-ÉFEO

Harkantiningsih, N. Mth. 1986. “Pemekaran Kota Banten Lama ditinjau dari data Arkeologi”. Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV-IIa: 265-276. Jakarta

Indraningsih, Joice R. 1986. “Permukiman prasejarah di sepanjang daerah aliran Sungai Cibanten hilir: sebuah kajian awal. Pertemuan Ilmiah Arkeologi IVIIa: 219--238. Jakarta.

Laffan, Michael. 2009. “Finding Java : Muslim nomenclatur of Insular Southeast Asia, from Srivijaya to Snouck Hurgronye”. dalam Eric Tagliacozzo (ed). Southeast Asia and The Middle East: Islam movement, and the Longe Dureé. hal.17-64

Leur, J.C. van. 1967. Indonesian Trade and Society:Essy in Asian Social and Economic History. Bandung: Sumur Batu.

Lombard, Denys. 2005. Nusa Jawa: Silang Budaya, Batas-Batas Pembaratan; Jilidi1. Jakarta: Gramedia pustaka utama-Forum Jakarta Paris-Ecole Francais d’extreme orient.

Lombard, Denys. 2005. Nusa Jawa: Silang Budaya, Jaringan Asia Jilid 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama-Forum Jakarta Paris-Ecole Francais d’extreme orient

Miksic, John Norman. 1985. “Traditional Sumatran Trade”. Bulletin de l’Ecole française d’Extrême-Orient vol.74: 423467. Paris: Ecole française d’Extrême-Orient

Meilink-Roelofsz, M. A. P. 1962. Asian trade and European influence in the Indonesian archipelago between 1500 and about 1630. ix. 471 pp. The Hague: Martinus Nijhoff.

Mundardjito dkk., 1986. Berita Penelitian Arkeologi Banten Lama. Jakarta: Puslitarkenas.

Nurhakim, L. dan Fadillah, M.A.1990. “Lada: Politik Ekonomi Banten di Lampung”. Analisis Hasil Penelitian Arkeologi III: Kajian Agrikultur Berdasarkan Data Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Ongkodharma, H.U. 2007. Kapitalisme Pribumi Awal Kesultanan Banten: Kajian Arkeologi Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ilmu Budaya UI

Paynter, Robert. 1982. “Models of spatial inequality: settlement patterns in historical archeology”. Studies in historical archaeology Methods in Physiological Psychology. University of Michigan: Academic Press

Pudjiastuti, Titik. 2007. Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia – The Toyota Foundation

Reid, Anthony. 1992. Asia Tenggara dalam kurun niaga 1450-1680: Tanah di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sarjiyanto. 2008. “Mencermati Kembali Komoditas Lada Masa Kesultanan Banten Abad ke-16--19”, dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi. Amerta Vol. 26 No. 1. Jakarta: Puslitbang Arkenas.

Wibisono, S.C. 2013. “Jejak-jejak Irigasi Tirtayasa: teknik pertanian Intensif Kesultanan Banten pada abad 17”. (belum terbit).