GUA KIDANG, HUNIAN GUA KALA HOLOSEN. DI DAS SOLO

Main Article Content

Indah Asikin Nurani
Agus Tri Hascaryo

Abstract

Kidang Cave is a habitation of prehistoric people, which has been studied by the Yogyakarta Archaeological Centre since 2005 and still continues until now. A survey over the surface of the karst region of Blora reveals that Kidang Cave is the only habitable cave based on the morphology of the land, circulation of sunlight, slant, humidity, and surface finds. Thisarticle tries to explore and unveil traces of the site location that serves as a chronological bridge of continuity between the Pleistocene and the Holocene cultures, which is still obscure. In addition, it is interesting to note that further study is needed pertaining to the location of the cave, which is surrounded by Pleistocene sites that during the last research in 2013 has shed some light on that matter. The methods employed here are excavation at Kidang Cave and analyses on archaeological finds, stratigraphy, and the environment. Based on results of seven times of researches, it can be concluded that Kidang Cave had been intensively inhabited by prehistoric people and contains wide-ranging finds, which include artifacts, features, and ecofacts, as well as skeletons of Homo sapiens


Gua Kidang merupakan hunian manusia prasejarah yang diteliti Balai Arkeologi Yogyakarta sejak tahun 2005 dan masih berlanjut sampai sekarang. Berdasarkan survey permukaan di seluruh kawasan karst Blora, Gua Kidang adalah satu-satunya gua yang layak huni. Hal tersebut didasarkan pada morfologi lahan, sirkulasi sinar matahari, kemiringan, kelembaban, serta temuan permukaan. Tujuan penulisan ini adalah untuk menelusuri dan mengungkap jejak lokasi situs yang menjembatani kesinambungan antara kebudayaan Pleistosen dan Holosen yang masih gelap. Selain itu, menarik untuk dikaji lebih jauh adalah lokasi gua ini dikelilingi situssitus Pleistosen, yang pada hasil penelitian terakhir pada tahun 2013, memberikan titik terang. Metode yang digunakan adalah ekskavasi di Gua Kidang dan analisis terhadap temuan-temuan arkeologis, stratigrafi dan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian selama tujuh kali, disimpulkan bahwa Gua Kidang merupakan gua yang intensif dihuni manusia prasejarah dengan tinggalan yang lengkap, berupa artefak, fitur, dan ekofak, serta rangka Homo sapiens.

Article Details

How to Cite
Nurani, I. A., & Hascaryo, A. T. (2023). GUA KIDANG, HUNIAN GUA KALA HOLOSEN. DI DAS SOLO. KALPATARU, 24(1), 13–24. Retrieved from https://ejournal.brin.go.id/kalpataru/article/view/2625
Section
Articles

References

Bemmelen, R.W. Van. 1949. The Geology of Indonesia. The Hague, artinus Nijhoff, vol. IA.

Bouteaux, A. (2005). “Paléontologie, paléoécologie et taphonomie des mammifères du Pléistocène moyenancien du site à hominidés de Sangiran (Java central, Indonésie)”, Disertasi Doctoral, Paris: MNHN.

Heekeren, H.R. van. 1972. Stone Age of Indonesia, Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal I Land-en volkenkunde, The Hague : Martinus Nijhoff.

Indriati, E., C.C. Swisher III, C. Lepre, R.L. Quinn, R.A. Suriyanto, A.T. Hascaryo, R. Gru, C.S. Feibel, L. Pobiner Briana, M. Aubert , W. Lees, S.C. Anton. 2011. The Age of the 20 Meter Solo River Terrace, Java, Indonesia and the Survival of Homo erectus in Asia, Volume 6, Issue 6, e21562, USA. www.plosone.org. Diunduh pada 20 September 2013.

Nurani, I.A. dan Hascaryo A.T. 2011. “PolaOkupasi Gua Hunian rasejarah Kawasan Karst Blora Tahap V”. Laporan Penelitian Arkeologi.

Nurani, I.A. dan A.T. Hascaryo dan T.Koesbardiati. 2012. “Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora Tahap VI”. Laporan Penelitian Arkeologi.

---------. 2013. “Pola Okupasi Gua Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora Tahap VII”. Laporan Penelitian Arkeologi.

Sartono, et. al. 1978. Sedimentasi Daerah Patiayam (Jawa Tengah), Jakarta: P.T. Rora Karya.

Simanjuntak, H.T. 1980. “Laporan Arkeologi Penelitian Paleo-Antropologi Ngandong”. Yogyakarta: Proyek Penelitian Purbakala.

Soejono, R. P. 2000. Perkerangkaan Prasejarah, Aspek-aspek Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Most read articles by the same author(s)