ANALISIS TEKNOLOGI LABORATORIS TEMBIKAR DARI SITUS-SITUS DAS BENGAWAN SOLO, KABUPATEN BOJONEGORO, PROVINSI JAWA TIMUR
Main Article Content
Abstract
Pottery, which is made of fired clay, is the most frequently found cultural remains during archaeological researches. Technological Laboratory Analysis on pottery from sites along the Bengawan Solo (Solo River) in Bojonegoro aims at obtaining accurate results about the nature of the physical and chemical properties. Through the technological laboratory analysis can be described the quality of pottery made by craftsmen in the past. Based on the results of the analysis, pottery from the sites along the Bengawan Solo, Bojonegoro Regency, have moderate up to good qualities. The pottery belongs to a category of daily equipment that serves to store water, cook food and to serve food and drink. The rate of heat during firing was up to 600°-800° Celsius, and the color of pottery is predominantly dark colors (black colors) with only a few light colors (bright colors). The difference in the percentage of each chemical element in the pottery is due to the durability of the minerals to weathering.
Tembikar merupakan salah satu sisa benda budaya yang paling sering ditemukan dalam penelitian arkeologi, yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Analisis teknologi laboratoris tembikar dari situs-situs di DAS Bengawan Solo Bojonegoro, bertujuan untuk memperoleh hasil yang akurat tentang sifat fisik dan sifat kimia. Melalui kajian analisis teknologi laboratoris dapat digambarkan kualitas tembikar yang dibuat oleh para pengrajin pada masa lampau. Berdasarkan hasil analisis teknologi laboratoris tembikar dari situs-situs DAS Bengawan Solo, Bojonegoro mempunyai kualitas sedang hingga kualitas baik. Tembikar-tembikar tersebut termasuk dalam kategori peralatan sehari-hari yang berfungsi untuk menampung air, mengolah makanan dan untuk penyajian makanan serta minuman. Tingkat pembakarannya mencapai 600°-800° Celcius, dan warna tembikar didominasi warna gelap (dark colors) dibanding dengan warna terang (light colors). Adanya perbedaan prosentase dari setiap unsur kimia pada tembikar tersebut, tidak terlepas dari daya tahan mineral terhadap pelapukan.
Article Details
This work is licensed under CC BY-NC-SA 4.0
Authors whose articles are getting published must agree with the following rules:
- Publication rights for all contents published in Kalpataru Journal (printed and online versions) belong to The Board of Directors with acknowledgment of the authors (morale right still belongs to the author)
- Legal formal regulation for digital access to electronic journal follows the rule of Creative Commons license Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), which means Kalpataru Journal is a non-commercial publication, holds the right to keep, format, and manage the articles into the database, maintain, and publish articles
- Published articles both in printed and online versions are accessible for all purposes of education, research, and library archives. The board of directors is not responsible for any violations of the copyrights outside those purposes.
References
Astiti, Komang Ayu. 1999. Analisis SifatSifat Fisik dan Unsur-unsur Kimia Beberapa Tembikar Situs Gedungkarya, Muara Jambi, Sumatera Selatan. Laporan Penelitian Arkeologi Bidang Arkeometri. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Eriawati, Yusmaini dan M. Fadhlan S. Intan. 1998. “Kendi Tembikar Situs Gedungkarya: Gambaran Tingkat Keterampilan Penganjun Lokal”, Siddhayatra, Jurnal Arkeologi 3 (2):1-14. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
Eriawati, Yusmaini, M. Fadhlan S. Intan, dan Harry Lelono. 2001. Studi Etnoarkeologi: Pola Tata Kerja dan Tata Ruang Kerja Pengrajin Tembikar di Kec. Bayat, Kab. Klaten, Prov. Jawa Tengah. Laporan Penelitian Arkeologi Bidang Program, Sub Bidang Arkeometri. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi.
Intan, M. Fadhlan S. 1996. ”Industri Tembikar di Kolo-Kolo, Selayar”. Majalah Kebudayaan 6 (12): 74-82. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
---------. 2002. “Analisis Teknologi Laboratoris Gerabah Situs Gua RammangRammang, Maros, Sulawesi Selatan”. WalennaE, Jurnal Arkeologi Sulselra, Volume V, Nomor 8, hlm.: 34-42. Makassar: Balai Arkeologi Makassar.
---------. 2003. ”Gerabah Situs Karang Agung: Analisis Teknologi Laboratoris”. Siddhayatra, Jurnal Arkeologi, Volume 8, Nomor 1, hlm.: 35-46. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
---------. 2003. ”Analisis Teknologi Laboratoris Gerabah dari Situs Leran”. Berkala Arkeologi, Tahun XXIII, Edisi No.1, hlm.: 75-87. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.
---------. 2011. “Analisis Teknologi Laboratoris Tembikar dari Situs Minanga Sipakko, Kec. Kalumpang, Kab. Mamuju, Prov. Sulawesi Barat”. Kalpataru, Majalah Arkeologi, Vol. 20 No. 1, hlm.: 5274. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Intan, M. Fadhlan S., Yusmaini Eriawati, dan Vita. 2003. ”Perubahan Aliran Bengawan Solo, Kaitannya dengan Keberadaan Situs-situs Arkeologi di Wilayah Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Tahap-I”, Laporan Penelitian Arkeologi Subbidang Laboratorium Ekofak dan Artefak. Jakarta: Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional.
---------. 2004. “Perubahan Aliran Bengawan Solo, Kaitannya dengan Keberadaan Situs-situs Arkeologi di Wilayah Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Tahap-II”, Laporan Penelitian Arkeologi Subbidang Laboratorium Ekofak dan Artefak. Jakarta: Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional.
Kraus, E.H., W.F. Hunt, dan L.S. Ramsdell. 1959. Mineralogy, An Introduction to the Study of Minerals and Crystals. New York, Toronto, London: McGraw-Hill Book Company, Inc., Tokyo: Kogakusha Company, Ltd.
Ong, H.L., et. al. 1981. “Mineralogi”. Bandung: Laboratorium Mineralogi, Departemen Teknik Geologi ITB.
Pettijohn, P.J. 1975. Sedimentary Rocks. New York: Harper and Brothers.
Rangkuti, N., dan M. Fadhlan S. Intan. 1993. “Tembikar Tradisi Sriwijaya di Kayu Agung” dalam Mindra Faizaliskandiar, Sonny Wibisono, dan Johan Hanafiah (ed.). Sriwijaya dalam Perspektif Arkeologi dan Sejarah. hlm.: 1-14. Palembang: Pemda Tk. I Sumatera Selatan.
Soegondho, Santoso. 1993. Wadah Keramik Tanah Liat dari Gilimanuk dan Plawangan: Sebuah Kajian Teknologi dan Fungsi. Disertasi Bidang Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Pascasarjana. Depok: Universitas Indonesia.
---------. 1995. Tradisi Tembikar di Indonesia: dari Masa Prasejarah Hingga Masa Kini. Jakarta: P.T. Dian Rakyat.
---------. 2000. “Terakota Masa Prasejarah”. dalam buku 3000 Tahun Terakota Indonesia: Jejak Tanah dan Api. hlm. 3-10. Jakarta: Museum Nasional Indonesia.
Sofyan, Arfian dan M. Fadhlan S. Intan. 2004. ”Analisis Teknologi Temuan Gerabah Kuno di Situs Labo Tua”. AMERTA Berkala Arkeologi, No. 23, hlm.:92113. Jakarta: Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional.
---------. 2006. ”Analisis Laboratoris Temuan Gerabah dari Situs Megalitik Lembah Besoa”. Jejak-jejak Arkeologi, Nomor 6, hlm.: 119-130. Manado: Balai Arkeologi Manado.
Utomo, Bambang Budi. 1988. “Permasalahan Umum Arkeologi Jambi”, dalam REHPA III, Pandeglang, 5-9 Desember 1986, hlm.: 157-171. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Wibisono, Sonny. 2000. “Terakota Masa Klasik”. dalam 3000 Tahun Terakota Indonesia: Jejak Tanah dan Api. hlm. 13-18. Jakarta: Museum Nasional Indonesia.